SuaraJabar.id - Rumah megah yang berusia lebih dari satu abad masih berdiri kokoh di Jalan Baros, Kota Cimahi. Rumah bergaya neo klasik itu konon pernah disinggahi Soekarno muda.
Rumah yang berdiri di atas lahan 2.190 meter persegi yang didesain mirip rumah dinas KNIL itu dibangun pribumi bernama Wongso Abuchaer. Dia adalah seorang saudagar dan salah satu tokoh Sarekat Islam zaman kolonial Belanda.
Di rumah megah nan luas itu hingga kini masih ditinggali Dewi Indraprasti (71) cucu dari anak bungsu Mbah Wongso bernama S Kartono Abuchaer. Dia tinggal di rumah nomor 55 itu bersama suaminya bernama Tiswara (78).
"Bangun rumah di sini sekitar tahun 1918 dan selesai itu tahun 1921 pas mertua saya (S Kartono Abuchaer) lahir," ujar Tiswara kepada Suara.com, Kamis (17/8/2023).
Mbah Wongso, pria asal Yoguakarta itu diperkirakan merantau ke daerah Cimahi sekitar tahun 1980-an.
Ia berjualan bakul, sandal kayu Jawa hingga klompen alias bakiak di Pasar Antri yang ketika itu bangunannya belum permanen. Ia tinggal di daerah Gang Rangsom saat itu.
Kemudian Wongso menambah barang jualannya dengan batik yang dibawa dari Yogyakarta, himgga menjadikannya saudagar sugih.
"Usahanya maju di sini kemudian keluarga bahkan saudara dibawa ke sini. Beliau termasuk yang mendirikan Pasar Antri," ujar Tiswara.
Lalu Mbah Wongso mencari lahan untuk tempat tinggal yang lebih nyaman hingga akhirnya memilih Baros yang ketika itu masih berupa daerah persawahan dan kebun kelapa yang sepi. Dia membangun rumah permanen dengan gaya arsitektur Barat.
Baca Juga: Dinilai Boros Anggaran, 4 Fakta Pembangunan Patung Raksasa Soekarno Senilai Rp 10 T di Bandung
Rumahnya mirip dengan rumah-rumah dinas KNIL ketika itu. Ruang depan sebagai beranda, di samping kanannya adalah kamar tidur. Di ruang tengah tempat keluarga berkumpul ada ada tiga kamar tidur.
Uniknya, langit-langit tiap ruangan berbeda-beda. Ada yang memakai pelat eser (seng tebal), ada juga yang murni pakai papan kayu jati.
Sementara di bagian belakang terdapat, kamar untuk pembantu, dapur, dan kamar mandi. Bangunan itu dihubungkan dengan bangunan utama melalui koridor. Komposisi ruangan seperti ini tak beda dengan rumah-rumah dinas tentara di Garnizun.
Di samping sebelah kanan bangunan utama, ada paviliun. Sementara di belakang masih menyisakan lahan untuk kebun. Kondisi itu masih dipertahankan hingga kini.
Hanya saja keberadaan sebuah pendopo di depan rumah atau halaman depan yang dulunya dipakai untuk menggelar wayang kulit setiap muludan atau momen lain sudah dirobohkan.
"Yang beda hanya pendopo saja yang sudah dibongkar. Kalau yang lainnya masih 100 persen utuh," ucap Tiswara, sambil menunjukan beberapa ruangan di rumah tersebut.
Berita Terkait
-
Anies Tirukan Salam Merdeka Soekarno: Yang Benar Tangan Terbuka, Bukan Mengepal
-
Dinilai Boros Anggaran, 4 Fakta Pembangunan Patung Raksasa Soekarno Senilai Rp 10 T di Bandung
-
Digadang-gadang Habiskan Rp 10 Triliun untuk Sebuah Patung Soekarno, Ternyata Segini Biaya Aslinya
-
Sumber Dana Proyek Patung Soekarno Rp10 Triliun di Bandung Barat
-
Jadi Lokasi Proyek Patung Soekarno Rp10 Triliun, Kemiskinan di Bandung Barat Capai 10,82%,
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Awal Mula Kasus Dugaan Korupsi Perumda Tirtawening Bandung
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!