SuaraJabar.id - Cokelat Ndalem bukan sekadar merek coklat biasa. Di balik kelezatan setiap batangnya, terdapat kisah panjang yang penuh inspirasi. Ide mendirikan Coklat Ndalem bermula dari kegemaran pendirinya, Meika Hazim terhadap cokelat. Setiap Senin, saat orang-orang kembali dari perbukitan dengan hasil yang berbeda-beda, ada satu yang selalu hadir: cokelat. Dari kecintaan inilah, gagasan untuk membangun bisnis cokelat lokal muncul.
Meika mengatakan, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah instan. Butuh hampir 12 tahun bagi Cokelat Ndalem untuk benar-benar terbentuk. Dengan modal awal hanya Rp 1 juta, bisnis ini dimulai dengan berbagai tantangan. Salah satu investasi termahal di awal usaha adalah mesin cetakan cokelat, yang membutuhkan biaya Rp 2,5 hingga Rp 3 juta.
"Namun, dengan kerja keras dan ketekunan, Alhamdulillah bisnis ini terus berjalan," tutur Meika ditemui di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 beberapa waktu lalu.
Sejak berdiri pada tahun 2013, Cokelat Ndalem telah melalui berbagai tantangan, termasuk pandemi yang sempat menurunkan omzet hingga 60% pada tahun 2022. Namun, dengan strategi yang tepat dan pemahaman pasar yang baik, bisnis ini berhasil bertahan dan terus berkembang.
Salah satu tantangan terbesar dalam industri cokelat adalah persaingan yang ketat. Namun, Cokelat Ndalem menyadari bahwa kunci keberhasilan adalah memahami pasar. Mereka tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada preferensi konsumen. Produk yang paling diminati tetaplah milk chocolate, meskipun mereka juga terus melakukan inovasi dalam varian rasa.
"Pada akhirnya itu mendefinisikan siapa pasar kita, siapa yang akan membeli produk kita. Terus habis itu, ketika kita sudah tahu pasarnya, produk apa yang disukai sama si pasar ini. Ini yang menjadi dasar penting," ucapnya.
Cokelat Ndalem menawarkan berbagai varian rasa unik yang menyesuaikan dengan selera pasar. Beberapa rasa yang pernah mereka kembangkan antara lain coklat kopi dengan varian dari Papua, Wamena, dan Jogja, serta coklat es cincau yang awalnya tidak diduga akan populer. Mereka juga memiliki kategori produk seperti seri kopi, seri khas Indonesia, dan seri spesial lainnya.
Baru-baru ini, mereka meluncurkan produk cokelat stik ala Pocky. Produk ini dirancang untuk pasar yang menyukai camilan tetapi tidak ingin sesuatu yang terlalu manis. Inovasi ini membuktikan bahwa Cokelat Ndalem selalu mengikuti tren dan kebutuhan konsumennya.
"Di event BRI UMKM EXPO(RT) 2025 ini kami merilis coklat stik ala pocky ini. Kami meluncurkan produk ini karena kami ingin melihat bagaimana respons pasarnya, mengingat masyarakat di Indonesia sangat menyukai camilan," urainya.
Pelanggan dan Ekspansi ke Pasar Internasional
Sebagian besar konsumen Cokelat Ndalem berasal dari Jakarta. Namun, mereka juga memiliki pelanggan dari luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Australia. Salah satu kejutan menarik adalah masuknya Cokelat Ndalem dalam panduan wisata Jepang, yang menjadikannya destinasi wajib bagi turis Jepang yang berkunjung ke Yogyakarta.
Pada tahun 2025, Cokelat Ndalem juga berpartisipasi dalam program BRI UMKM Export 2025, sebuah inisiatif untuk membantu usaha kecil dan menengah dari Indonesia menembus pasar global. Program ini memberikan peluang bagi Cokelat Ndalem untuk memperluas jangkauan bisnisnya ke pasar internasional dengan dukungan lebih besar dari sisi distribusi dan promosi.
Bagi para calon wirausaha, Cokelat Ndalem berbagi empat prinsip utama untuk bertahan dalam bisnis: Adaptasi, Inovasi, Kolaborasi, dan Konsistensi. Adaptasi penting untuk mengikuti perubahan tren dan teknologi, sementara inovasi tidak selalu berarti menciptakan sesuatu yang baru, tetapi bisa berupa menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar. Kolaborasi memungkinkan bisnis berkembang lebih luas, dan konsistensi adalah kunci untuk tetap bertahan menghadapi tantangan.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Cokelat Ndalem terus menjadi inspirasi bagi banyak wirausaha muda di Indonesia. Dari kegemaran sederhana hingga menjadi bisnis yang berkembang, kisah ini membuktikan bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan pemahaman pasar yang baik, bisnis lokal dapat tumbuh dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Berita Terkait
-
BRI Peduli Tingkatkan Kesejahteraan Peternak dan Ekonomi Desa BRILiaN Sukalaksana
-
BRI Life Tancapkan Eksistensi di Industri Asuransi Lewat Pendekatan Omnichannel
-
3 Faktor yang Bisa Membuat Rafael Struick Kesulitan Bersinar jika Main di BRI Liga 1
-
Mudahkan Langkah Menuju Ibadah Kurban yang Lebih Ikhlas & Efisien Bersama BRImo
-
Libur Panjang Setelah Juara, Ini Agenda Persib Sebelum Tampil di Piala Presiden 2025
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Terkuak! Dokter Terduga Pemerkosa Pasien Punya Fantasi Seksual Menyimpang
-
Sidang Korupsi Hibah NPCI Jabar: Hasil Audit Perkara Kevin Fabiano Dinilai Cacat Hukum
-
Terdapat 5 Link DANA Kaget Khusus untuk Warga Jabar, Klaim Sekarang Auto Cuan
-
Siap-siap! Lalu Lintas Tol Jabodetabek Meningkat Drastis
-
Indonesia Punya Harapan Baru Atasi Sampah, Ini Alasannya