SuaraJabar.id - Menteri Sosial Syaifullah Yusuf memastikan program Sekolah Rakyat tetap berjalan sesuai jalurnya.
Meski terdapat sejumlah guru dan siswa yang mengundurkan diri dari kegiatan belajar-mengajar di program yang kini telah beroperasi di 70 titik tersebut.
Syaifullah mengatakan pihaknya menghormati keputusan mundur dari para guru maupun siswa.
Namun menegaskan bahwa hal tersebut tidak mengganggu jalannya program pendidikan berbasis inklusi dan bakat tersebut.
"Mereka yang mundur tidak lantas membuat proses berhenti. Alhamdulillah kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung di titik-titik yang sudah beroperasi," kata Syaifullah usai meninjau kegiatan Sekolah Rakyat di SRMP 9 Bandung, Kompleks Wyataguna, Bandung, Sabtu malam 9 Agustus 2025.
Syaifullah mengatakan dari data yang didapatkannya, ada 143 guru yang mundur dan itu jumlahnya sekitar 9,7 persen dari guru sekolah rakyat.
Mereka yang mundur, adalah yang telah lolos seleksi memilih mengundurkan diri sebelum menjalani penempatan.
"Adapun dari kalangan siswa, sekitar 1,4 persen menarik diri, dengan sebagian di antaranya telah kembali bergabung setelah dilakukan pendekatan. Kami tidak memaksa. Itu pilihan, dan kami hormati. Tapi kami juga siapkan pengganti," ujarnya.
Sekolah Rakyat yang dirancang tanpa tes akademik, dan diganti dengan pemetaan bakat atau talent mapping sebagai dasar pembelajaran ini.
Baca Juga: Ironi Pendidikan di Bogor, Atap Sekolah Roboh Dekat Pusat Pemerintahan, Kondisi Memprihatinkan
Ditargetkan bisa beroperasi di 159 titik hingga akhir tahun 2025. Tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga Rote.
"InsyaAllah pada 15 Agustus nanti akan mencapai 100 titik kalau nanti sarprasnya sudah siap, dan menyusul 59 titik tambahan pada September," katanya.
Syaifullah menegaskan Sekolah Rakyat bukanlah sekolah formal konvensional, melainkan tempat pembinaan berbasis potensi anak.
Sehingga dia meminta masyarakat tidak menyamakan sistemnya dengan sekolah umum yang menggunakan standar akademik tinggi.
"Jadi saya mengajak teman-teman tidak berpikir ini sama seperti sekolah-sekolah umum ya. Karena ini tidak ada tes akademik, yang ada adalah talent mapping melihat kemampuan anak sebagai pedoman para guru untuk membimbing siswa-siswa di sekolah rakyat. Dan kita juga masa matrikulasinya itu lebih lama daripada sekolah umum," ucap Syaifullah.
Diinformasikan Program Sekolah Rakyat menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menjangkau anak-anak dari kelompok rentan hingga miskin ekstrem, yang tidak terserap oleh sistem pendidikan formal, dengan tujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Bandung Zoo Dipastikan Tutup Selama Libur Tahun Baru, Ini Alasannya!
-
Longsor dan Genangan Air Tutupi Jalur KA Purwakarta-Ciganea, Cek Daftar Kereta yang Tertahan
-
Puncak Diserbu Wisatawan! 250 Mobil per Menit Padati Jalur, Polisi Terapkan One Way Situasional
-
Wajib Masuk Bucket List! 4 Wisata Unggulan Bogor Paling Hits untuk Tutup Tahun 2025 dengan Manis
-
Berkat Program Rumah BUMN, La Suntu Tastio Mampu Hadapi Tantangan Pasar dan Perkuat Arah Bisnis