Golkar Akui Ingin Airlangga Jadi Capres di Pilpres 2024, Jokowi Cawapres?

Pencalonan Airlangga sebagai capres pada 2024 bukan hal mustahil. Kekinian, upaya itu sudah mulai dibangun dari sekarang untuk meningkatkan elektabilitas

Reza Gunadha | Novian Ardiansyah
Kamis, 05 November 2020 | 13:34 WIB
Golkar Akui Ingin Airlangga Jadi Capres di Pilpres 2024, Jokowi Cawapres?
Petua Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Suara.com/Fadil)

Menurut Fadli Zon, pada era dulu, elite politik selalu bertarung pada tataran ideologi, konsepsi filosofis. Pendek kata, politikus zaman dulu selalu sekaligus sebagai pemikir.

Tapi kekinian, jarang ada politikus yang sekaligus pemikir, sehingga pertarungan politik yang disajikan bisa bermutu untuk masyarakat.

"Nah, apakah ada jalan pintas untuk mengubah hal itu, ataukah politik kita sudah terlalu dikuasai pragmatisme, bagiamana memutusnya?" tanya Fadli Zon.

Dalam penjelasan lebih lanjutnya, Rocky menjelaskan sirkulasi elite pemegang kekuasaan kini selalu berada di lingkaran tertentu.

Baca Juga:Rocky Gerung: 2024 Nanti, Pak Jokowi Jadi Wapres, Airlangga Presiden

Lingkaran elite itu pun dibentuk oleh sekelompok orang, bisa jadi oligarkis atau plutokrat, tapi bukan oleh rakyat sendiri.

Sembari mengutip konsep power elite dari Gaetano Mosca (sosiolog Italia yang fokus pada teori kelas penguasa) dan C Wright Mills (sosiolog pragmatis AS), Rocky mengurai masalah tersebut.

"Kalau pakai istilah Mosca atau Mills, yang disebut power elite ini kan sebetulnya bukan dipilih rakyat, tapi dipilihkan untuk dipilih oleh rakyat. Jadi ada peternak elite sebetulnya, kita bisa sebut oligarkis atau plutokrat segala macam," kata dia.

Tapi itu faktanya, pemimpin tidak murni dipilih oleh rakyat, sehingga sirkulasi itu hanya terjadi di antara mereka saja."

Menurut Rocky, belum ada kesepahaman politik untuk memunculkan calon-calon elite baru untuk mengambilalih tampuk kekuasaan dari elite-elite lama.

Baca Juga:Prediksi Pilpres 2024 Menurut Rocky Gerung; Airlangga Capres, Jokowi Wapres

"Jadi terlihat tak ada imajinasi untuk mengatakan, oke kita buka semacam pameran pemimpin baru dari daerah, yang muda, sehingga 'kompetisi' betul-betul dibaca oleh rakyat."

Kalau hal tersebut tidak terjadi, maka, "Kayak tadi, kompetisi dalam elite sendiri jadinya kan. Jadi, pasar bebas politik tidak terjadi. Itulah asal-usul kemacetan-kemacetan politik saat ini," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini