SuaraJabar.id - Sebanyak lima Alat Early Warning System (EWS) atau pendetksi tsunami yang berada di kawasan pantai selatan Cianjur Jawa Barat tidak berfungsi optimal. Bahkan, tiga dari dua alat tersebut diketahui rusak parah.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Sugeng Supriyanto seperti dilansir Antara pada Jumat (5/7/2019). Lebih rinci Sugeng mengemukakan, selain tiga alat EWS rusak parah, dua lainnya tidak bisa berfungsi optimal.
Lantaran itu, BPBD Cianjur akan mengajukan pengadaan alat tersebut ke pemkab karena alat yang saat ini ada sudah rusak dan belum berstatus milik daerah.
"Kelima alat tersebut bukan milik Pemkab Cianjur, masih berstatus milik BNPB karena saat pemasangan, BNPB tidak langsung menyerahterimakan sebagai aset daerah, sehingga pemkab tidak dapat menganggarkan untuk perawatan dan perbaikan," katanya.
Baca Juga: Alat Pendeteksi Tsunami Pantai Selatan Jateng Rusak Karena Korosi
Ia mengatakan pihaknya mengemukakan, jika tidak diperbaiki atau pengadaan alat baru, dikhawatirkan Cianjur tidak bisa melakukan deteksi dini tsunami yang rentan melanda kawasan pesisir selatan.
Terlebih, kata dia, Pemkab Cianjur menekankan pencegahan bencana bukan lagi penanganan. Sehingga, perlu ada alat baru yang mampu mendeteksi bencana agar dapat segara dilakukan pencegahan.
"BPBD akan mengajukan pengadaan alat EWS tsunami minimal terpasang tiga unit untuk memantau pantai selatan Cianjur karena alat yang merupakan milik daerah, BPBD dapat melakukan pemeliharaan tanpa menjadi temuan," katanya.
Selain itu alat EWS, BPBD Cianjur juga akan mengupayakan pengadaan alat pendeteksi longsor dan pergerakan tanah milik pemerintah daerah yang dapat dipasang di sejumlah titik rawan bencana. (Antara)
Baca Juga: Sering Dicuri, 22 Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia Tidak Berfungsi
Berita Terkait
-
Profil Dan Karier Delisa, Korban Tsunami Berkaki Prostatik Kini Jadi Pegawai Bank
-
Potret Delisa Kini, Setelah 20 Tahun Tsunami Aceh Bisa Bekerja di Bank Syariah
-
KPK Panggil Ketua dan Sekretaris Pokja Kasus Dugaan Korupsi Proyek Shelter Tsunami di NTB
-
Gempa Bumi 5,8 Magnitudo Guncang Aceh, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
-
Mengulik Makna Lagu Tsunami Karya NIKI: Gelombang Cinta yang Mendebarkan
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Dedi-Erwan Unggul Quick Count, Anak Bos Persib: Insya Allah Hasil Resmi Tak Beda Jauh dengan Hitung Cepat
-
Ada Potensi Pemungutan Suara Ulang di Karawang dan Sukabumi, Pj Gubernur Jabar: Tunggu Bawaslu
-
Petugas TPS Meninggal Saat Bertugas, Begini Pesan PJ Gubernur Jabar
-
Sabet 73,5 Persen Suara, Rudy-Ade Deklarasikan Kemenangan di Pilkada Kabupaten Bogor
-
Unggul Versi Hitung Cepat, Aep: Ini Kemenangan Masyarakat Karawang