SuaraJabar.id - Seorang pekerja seks di Kota Depok, Jawa Barat dengan nama samaran Rembulan (37) mengaku melakukan pekerjaan seks karena persoalan ekonomi. Ia menjalankan profesi di dunia 'esek-esek' itu sejak usia 20 tahun. Di mana kala itu statusnya sudah menikah.
Selama menjadi pekerja seks di Kota Depok, Rembulan selalu waspada saat melakukan hubungan dengan konsumennya. Yakni dengan mengunakan kondom, hal itu untuk menghindari terjangkit HIV/AIDS.
"Teman saya ngajak untuk memerikasa ke Puskesmas, saya baru tahu bahaya HIV. Jadi saya tekankan tiap ke pelanggan dan konsumen mengunakan kondom. Kalau tidak mau, saya batalkan.Karena kan tidak etis menanyakan ke pelanggan apakah terjakit HIV atau tidak," kata Rembulan saat ditemui di Hotel Bumi Wiyata dalam acara pelatihan Media dan CSO oleh Indonesia Aids Coaliton (IAC), Minggu (21/7/2019).
Meski negatif dari HIV, dengan sedikit kekhawatiran, Rembulan hingga kini masih aktif sebagai pekerja seks. Hal itu ia lakoni demi memenuhi kebutuhan hidup, teutama anaknya.
Ia mengaku pertama kali terjun di dunia bisnis 'malam' karena diajak temannya. Di mana saat itu dirinya masih bekerja sebagai penyanyi hiburan malam.
"Waktu itu sudah menikah dan suami tahu (menjadi pekerja seks). Sekarang sudah tak lagi dengan suami," ungkap Rembulan.
Seiring meningkatnya dunia media sosial. Rembulan banyak mendapatkan juga melalui aplikasi daring atau media sosial. Untuk sekali kencan, ia mematok tarif Rp 1 juta hingga 3 juta tergantung pelayanan yang diberikan.
"Ada yang menawar, tapi saya patokan Rp 1 juta. Kalau waktunya sekitar 3 jam dan 6 jam. Itu tak termasuk sewa hotel atau apartemen," ucap Rembulan.
Para lelaki 'hidung belang' yang dilayani Rembulan rata-rata berusia sekitar 30 tahun ke atas. Hal itu dilakukan Rembulan dengan alasan karena takut jatuh cinta kepada pelanggannya
Baca Juga: Puger, Juru Parkir Telaten Rawat Anak yang Hidup Dengan HIV/Aids
"Kalau konsumen usia muda takut suka," akunya.
Cerita Pekerja Seks Waria
Sementara itu, Anggur (38) nama samaran waria yang berada di Depok. Ia seorang waria yang diketahui positif mengidap HIV sejak 2013. Sebagai waria yang juga pekerja seks, Anggur selalu meminta pelanggannya untuk menggunakan pengaman atau kondom sebelum berhubungan seks.
"Kalau pelanggannya nggak mau pakai pengaman, lebih baik aku tolak. Aku nggak butuh duit, karena aku butuh sehat," kata Anggur.
Ia mengaku, tantangan terberat sebagai waria dan juga pekerja seks adalah ketika mendapat pelanggan yang sedang mabuk. Resikonya bisa kena aniaya dan meminta uang kembali.
Tantangan lainnya adalah kehidupan sosial mereka yang tidak diakui oleh pemerintah. Imbasnya lingkungan masyarakat juga memperlakukan mereka (waria) sebagai warga dengan kelainan.
Berita Terkait
-
Prostitusi Siang Hari di Batam, PSK: Modal Enggak Ada, Gini Sudah Enak Kok
-
Lagu Diputar di Lampu Merah, Warga Depok: Tiap Hari Dengar Bisa Stres, Pak
-
Lagu di Lampu Merah Depok, Ridwan Kamil: Isu Lokal, Silakan Saja
-
Bocah Youtubers 'Prank' Tuyul Disorot Media Internasional
-
2 Pemerkosa Gadis Belia yang Hendak Bunuh Diri di Depok Tertangkap
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Misteri Korupsi Tunjangan Perumahan DPRD Bekasi: Kejati Jabar Bakal Tetapkan Tersangka: On Proses Ya
-
Bukan Jawa Barat, Ini Bintang Baru Ekonomi Indonesia: Pertumbuhannya Capai 5,84 Persen
-
Kejati: Penyidikan Tunjangan Perumahan DPRD Bekasi Berjalan
-
Dedi Mulyadi Pilih Habiskan Dana Bencana, Kritik Purbaya?
-
Mandatalam Earth Run 2025: Olahraga, Konservasi, dan Kolaborasi Hijau untuk Selamatkan Bumi