Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Jum'at, 26 Juli 2019 | 11:57 WIB
Istri almarhum Bripka RE menangis di peti jenazah suaminya di Depok. (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJabar.id - Supriatna, kaka kandung almarhum Bripka RE mengatakan adiknya memiliki satu istri dan dua anak. Bripka RE tewas didor oleh Brigadir RT, rekannya sendiri di Polsek Cimanggis, Jalan Raya Bogor - Jakarta KM 33, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Anak kedua almarhum kata dia, bernama Tito Aulia Efendi. Supriatna mengatakan nama itu diambil dari Kapolri Jendral Tito Karnavian. Ia menyebut almarhum sangat mengagumi sang Jendral.

"Dia (adik saya) itu salah pengagum dan pengidola pak Tito. Bahkan nama anaknya yang kedua itu diambil dari nama pak Tito, yaitu Tito Aulia Efendi yang sekarang baru kelas II SMP," kata Supriatna kepada wartawan di rumah duka RT 3/8 Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Jumat (26/7/2019).

Supriatna menuturkan, pemberian nama itu saat Tito masih menjabat sebagai Komandan Densus 88. Saat itu, Densus 88 berhasil menangkap terduga teroris jaringan Nurdin M Top dan Azhari

Baca Juga: Tewas Ditembak Polisi, Bripka RE Akan Dimakamkan di Jonggol Jawa Barat

"Dapat prestasi tersebut akhirnya adik saya memberikan nama Tito Aulia Efendi terhadap anaknya, " katanya.

Pihak keluarga kemudian berharap pada Tito memperhatikan keluarga dan anak dari almarhum. Ia menilai almarhum adiknya itu sosok yang bertanggung jawab terhadap anak dan istri.

"Saya minta instansi polisi untuk lebih perhatian kepada mereka. Kan mereka sudah tidak ada lagi tulang punggung ya, "pungkasnya.

Bripka RE ditembak. (ist)

Untuk diketahui, Bripka RE tewas setelah ditembak sebanyak 7 kali oleh rekannya sendiri, Brigadir RE. Bripka RE pun langsung tumbang dengan banyak luka ditubuh.

Brigadir RT tewas, Kamis (25/7/2019) malam setelah ditembak di ruang SPK, Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Bagian tubuh Bripka RE yang kena tembak di antaranya dada, leher, paha dan perut.

Baca Juga: Detik-detik Polisi Tembak Polisi di Depok, Bripka RE Tewas Seketika

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisiaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, insiden penembakanBripka RE diduga karena pelaku terpancing emosi. Sebab, pelaku Brigadir RT merasa kesal permintaannya ditolak oleh Bripka RE.

Insiden tersebut berawal saat korban mengamankan pelaku tawuran berinisial FZ, Kamis (25/7/2019). Kemudian, orangtua FZ dan Brigadir RT datang untuk meminta FZ dibebaskan.

Awalnya Bripka RE mengamankan seorang pelaku tawuran inisial FZ beserta barang bukti berupa clurit ke Polsek Cimanggis Lalu, orang tua FZ datang ke polsek didampingi Brigadir RT dan Brigadir R. Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi, Jumat (26/7/2019).

Brigadir RT lantas pergi menuju ruangan lainnya yang bersebelahan dengan ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis. Di tempat itu, ia meraih sebuah senjata api jenis HS 9.

Bripka RE akhirnya meregang nyawa di lokasi kejadian. Ia menderita luka tembak pada bagian dada, leher, paha dan perut.

"Lalu, dia (Brigadir RT) lalu menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," sambungnya.

Jenazah korban saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan autopsi. Pihak kepolisian juga sedang masih mendalami motif pemembakn tersebut.

"(Jenazah korban) sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri. Masih kita dalami (motif penembakan)," tutup Argo.

Kontributor : Supriyadi

Load More