Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 10 September 2019 | 22:26 WIB
Sejumlah pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Senin (22 /10). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Rahmat meneyampaikan, produksi sampah di Kota Bekasi diperkirakan sebanyak 1.800 ton perhari. Sedangkan, tumpukan sampah di TPA Sumur Batu juga sudah hampir melebihi kapasitas dengan ketinggian mencapai 20-30 meter dari permukaan tanah.

Setiap hari volume sampah yang masuk ke TPA Sumurbatu mencapai 900 ton. Namun, untuk mengurangi volume gunungan sampah di dalam TPA belum ada solusi yang berjalan.

Sementara PT NW Abadi selaku pihak ketiga pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) masih menyelesaikan kerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait penjualan sampah yang dihasilkan.

Untuk saat ini, Rahmat tak bisa memastikan kapan tiga perusahaan tersebut mulai beroperasi.

Baca Juga: Bantar Gebang dan 4 Tempat di Indonesia yang Disoroti Leonardo DiCaprio

"Ini baru PKS, nanti ke depannya akan dibahas," imbuh dia.

Seperti yang diketahui, pemerintah Kota Bekasi sebetulnya sudah memiliki PLTSa di dalam lokasi TPA Sumur Batu, Bantargebang.

PLTSa tersebut sudah dibentuk sejak 2016 silam. Hingga Jumat (2/8/2019) lalu, pemerintah sudah melakukan uji coba ketiga kali. Namun, pembangkit listrik tenaga sampah ramah lingkungan tersebut belum juga beroperasi hingga saat ini.

Adapun, kerjasama yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi dengan PT NW Abadi merupakan kerjasama investasi. Besaran investasi yang ditanamkan oleh PT NW Abadi adalah sebesar US$ 121,1 juta.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Baca Juga: Miris, Leonardo DiCaprio Soroti Lautan Sampah Bantargebang

Load More