SuaraJabar.id - Persoalan tingginya upah buruh industri garmen di Jawa Barat (Jabar) mulai dikeluhkan Ketua Asosiasi Perusahaan Garmen Korea Selatan di Indonesia Ahn Chang Sub.
Ahn menyebut dalam beberapa waktu terakhir upah buruh garmen di Jabar terus naik dan membuat pihaknya kesulitan melangsungkan usaha.
"Sekarang di Jabar ada 250 perusahaan garmen dengan 350.000 karyawan. Kesulitannya upah sejak tujuh tahun lalu sampai sekarang sudah naik sampai 3,5 kali lipatnya. Sekarang upah buruh sudah Rp 4 jutaan, sehingga tingkat kompetisinya berkurang," ungkap Ahn yang juga merupakan perwakilan Kamar Dagang Korea Selatan, dalam acara CEO & Ambassador Breakfast Meeting di Hotel Hilton Bandung pada Kamis (24/10/2019).
Acara tersebut digelar atas inisiasi Pemprov Jabar yang mendatangkan sejumlah perwakilan investor asing untuk membahas peluang maupun hambatan investasi di Jabar.
Baca Juga: Sedih, Upah Buruh Tani Hanya Naik 70 Perak di September 2019
Ahn mengaku telah mengikuti rapat dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar soal penetapan besaran UMP 2020. Hasil rapat tersebut ternyata membuatnya galau. Lantaran, relokasi industri ke daerah lain di Jabar, seperti Majalengka yang notabene memiliki upah lebih murah dinilai bukan solusi.
"Bisa ke Majalengka yang murah, tapi ada kesulitan. Pindah ke provinsi lain juga bukan solusi karena buruh di Jabar skill-nya paling bagus. Mereka (buruh Jabar) juga tidak mau dipindahkan ke Jawa Tengah," katanya seperti diberitakan Ayobandung.com-jaringan Suara.com.
Sementara di lain pihak, jumlah buruh di Majalengka dinilai tidak cukup banyak untuk menghidupi industri garmen.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku hal tersebut menjadi dilema. Karena itu, dia akan mengupayakan pembuatan kluster industri berdasarkan kategori industri dan besaran upah. Selain itu, Ridwan juga mengusulkan relokasi industri ke kawasan Segitiga Rebana.
"Solusi Jabar adalah bikin klaster kapital intensif untuk yang mahal-mahal. Jadi Karawang enggak cocok untuk tekstil. Nanti upahnya yang ada di zona paling bawah kita geser, pasti ada pergeseran. Adil itu susah, sementara ini baru itu solusinya," katanya.
Baca Juga: Pekerja Magang, antara Upah Murah dan Kebutuhan Pemburu Kerja
Berita Terkait
-
Hotman Paris Ajari Ridwan Kamil Strategi untuk Penjarakan Lisa Mariana, Manfaatkan Video Syur
-
Beda Cara Atalia Praratya dan Lisa Mariana Dapatkan Tubuh Ideal: Olahraga vs Operasi Bariatrik
-
Lisa Mariana Ngaku Cuma Hubungan Intim dengan Ridwan Kamil, Tapi Bukan Berarti Masih Perawan
-
Suami Dukung Penuh Aksi Lisa Mariana Serang Ridwan Kamil, Dicibir Ikut Cari Untung
-
Beda Kritik Lita Gading dan Bunda Romi untuk Lisa Mariana, Bentuk Badan Diungkit
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya jadi Komisaris Bank BJB
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
-
Terima Apa Adanya, Ni Luh Nopianti Setia Menunggu Hingga Agus Difabel Bebas
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik April 2025
Terkini
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura
-
Bersinergi dengan BPKH dan Kemenag, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
Direktur Utama BRI Hery Gunardi Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Punya Berbagai Karir Cemerlang
-
Keberlanjutan Kinerja Jangka Panjang, BRI Siapkan Dana Rp3 triliun untuk Buyback Saham