SuaraJabar.id - Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim meringkus empat orangdiduga mucikari yang kerap beroperasi di Kota Bunga, Cianjur, Jawa Barat. Keempatnya ditangkap lantaran menjual perempuan Indonesia maupun asing di kawasan tersebut.
Mereka yang diringkus adalah KJ alias Om Gress, AS alias Bunda Omel, NS alias N dan YD alias O. Mereka biasanya menjual para korban pada pria hidung belang.
"Kami menangkap empat pelaku yang patut diduga mempermudah terjadinya perbuatan cabul dengan modus merekrut dan mempekerjakan beberapa perempuan," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Agus Nugroho di Bareskrim Polri, Selasa (29/10/2019).
Terbongkarnya bisnis prostitusi ini berawal dari maraknya pemberitaan di media sosial. Dari informasi tersebut, polisi melakukan penyelidikan.
Agus menyebut, pelanggan dari layanan jasa ini merupakan warga Timur Tengah. Alhasil, tujuh pekerja seks komersial (PSK) telah diamankan.
Dari jumlah tersebut, terdapat enam PSK asal Indonesia dan satu PSK asal Maroko. Mereka dalam kasus ini berstatus sebagai korban.
"Dalam hal ini (PSK) sebagai korban," sambungnya.
Agus menyebut, para tersangka mematok tarif Rp 1 juta hingga Rp 3 juta untuk jasa PSK Indonesia. Para mucikari biasanya mendapat uang 30 persen dari nominal yang dipatok.
"Sementara untuk lokal, Rp 1 juta sampai Rp 3 juta. Dari hasil penyelidikan juga didapatkan fakta bahwa korban tidak menerima (uang) sepenuhnya. Mereka menerima 70 persen, sedangkan 30 persennya adalah para pelaku," papar Agus.
Baca Juga: Buron! Mucikari Jaringan Prostitusi Putri Amelia Ada di Jakarta
Sementara untuk jasa PSK asal Maroko berinisial HK, para mucikari mematok tarif Rp 10 juta. Untuk tarif semalam penuh, biasanya ada negosiasi dengan HK.
"Tarif khusus untuk HK dari Maroko ini adalah Rp 10 juta short time. Untuk long time tergantung hasil negosiasi," papar Agus.
Keenam PSK asal Indonesia tersebut kini telah dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang juncto Pasal 296 KUHP.
Berita Terkait
-
Beberkan Profil PSK ke Pelanggan, Peran DPO Mucikari Putri Amelia
-
Mahasiswa dan Modis, Ciri-ciri Mucikari Putri Amelia yang Jadi DPO Polisi
-
Jika Seperti Kasus Vanessa Angel, Putri Amelia Berpeluang jadi Tersangka
-
Kenal Seminggu, Eks Finalis Putri Pariwisata Dijual Mucikari ke Pelanggan
-
Pemakai Jasa Eks Finalis Putri Pariwisata adalah Politikus? Ini Kata Polisi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027