Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 13 November 2019 | 17:40 WIB
Wali Kota Depok Muhammad Idris. [Suara.com/Supriyadi]

SuaraJabar.id - Wali Kota Depok Muhammad Idris berjanji akan memperketat keamanan keluar masuknya orang di Kota Belimbing tersebut. Dia berjanji akan memperketat dalam pendataan penduduk.

Langkah tersebut diambil Idris, lantaran selama ini di wilayahnya kerap kali menjadi tempat penggerebekan orang-orang terkait aksi terorisme atau tindak kejahatan lainnya.

"Karena Depok bisa dibilang bisa dimanfaatkan untuk transit orang-orang yang melakukan kejahatan," ujar Idris seusai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Depok pada Rabu (13/11/2019).

Untuk mendata dan mengawasi warga baru, Idris akan bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan Imigrasi. Pengetatan pengamanan tersebut, lanjut Idris, bukan hanya karena adanya kejadian bom bunuh diri di Polrestabes Medan.

Baca Juga: Terduga Teroris di Cijagra Driver Ojol, Densus Lakukan Penggeledahan

"Kita punya kerjasama koordinasi yang bagus, tiap bulan ada rapatnya dan kerja-kerja di lapangan termasuk pengawasan terhadap rumah-rumah kontrakan," katanya.

Sementara itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris berinisial WJ alias P di SDIT yang berada di wilayah Beji, Kota Depok pada Selasa (12/11/2019).

Penangkapan diduga teroris sontak membuat kaget warga sekitar SDIT tersebut. Bahkan, pihak kelurahan yang jaraknya tidak jauh dari sekolah tersebut mengaku baru mengetahui peristiwa penangkapan WJ.

Ketika dikonfirmasi, pihak sekolah enggan memberikan penjelasan. Bahkan, pihak kepala SDIT tidak mau ditemui.

"Ada kepala sekolahnya, tapi enggak mau ditemui," ucap penjaga SDIT singkat.

Baca Juga: Rumah Kontrakan Terduga Teroris di Depok Sudah Dua Hari Kosong

Meski begitu, pihak sekolah itu berjanji akan memberikan keterangan secara tertulis atas peristiwa ini.

Load More