Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 25 Februari 2020 | 13:27 WIB
Banjir sedalam satu meter merendam bawah tol JORR yang berada di Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Bekasi Barat, Kota Bekasi. [Suara.com/M Yacub]

SuaraJabar.id - Banjir yang menerjang wilayah Kota Bekasi pada Selasa (25/2/2020) memutuskan akses jalan dari Bekasi ke DKI Jakarta.

Banjir sedalam satu meter merendam bawah tol JORR yang berada di Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Akibatnya, semua kendaraan yang dari arah Bekasi maupun DKI Jakarta tidak bisa melintas lantaran ketinggian banjir mencapai satu meter. Sejumlah kendaraan terpaksa memutar arah untuk mencari jalan alternatif menghindari Jalan Kalimalang.

Tak ayal kendaraan yang hendak melintasi Jalan Kalimalang terpaksa dialihkan menuju pinggir Tol JORR untuk memutar arah yang nantinya keluar di Kota Bintang untuk menuju ke Bekasi. Arus lalu lintas di lokasi itu macet parah hingga satu kilometer.

Baca Juga: Cek Informasi Banjir di Daerahmu, Pantau Melalui Website Ini

Bahkan, banyak kendaraan roda dua yang terpaksa mendorong kendaraanya karena memaksakan diri untuk menerjang luapan banjir tersebut.

"Saya terpaksa terjang, habisnya terlihat dangkal, gak taunya dalam satu meter," kata Azam, pengendara sepeda motor di Jalan KH Noer Ali, Selasa (25/2/2020).

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi Arief Maulana mengatakan, banjir di kolong tol JORR, Kalimalang, Kota Bekasi disebabkan kecilnya ukuran gorong-gorong jalan.

"Selain itu pompa air juga bermasalah," katanya.

Menurut dia, saat intensitas hujan deras, Jalan Kalimalang lumpuh karena tergenang banjir. Saluran air tak sebanding dengan volume air. Pemerintah sedang melakukan upaya untuk menyedot air tersebut.

Baca Juga: Tuding Jadi Penyebab Banjir, Warga Cakung Geruduk AEON Mall JGC Jaktim

"Kita sedang upayakan solusinya," ucapnya.

Korban tewas

Sebanyak 2 warga Bekasi tewas diterjang banjir. Intensitas hujan lebat setiap malam sejak Sabtu (22/2/2020) hingga Selasa (25/2/2020) membuat sejumlah titik di Kota Bekasi terendam banjir.

Kasubbag Humas Polres Metrpolitan Bekasi Kota, Kompol erna Ruswing Andari mengatakan dua warga itu bernama Tisin (45) dan seorang wanita lansia bernama Ratna (82). Kedua korban tewas dengan kasus yang berbeda.

Tisin ditemukan tewas pada, Minggu (23/2/2020) petang di pos keamanan RT 05/018, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi diduga tersetrum aliran listrik. Sementara Ratna tewas pada, Selasa (25/2/2020) di Perumahan Masnaga, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat.

"Korban Tisin akibat tersetrum listrik pompa air saat banjir, sementara korban Ratna mengidap penyakit. Pagi tadi Ratna hendak di evakuasi oleh petugas dari banjir yang menerjang rumahnya," kata Erna, Selasa (25/2/2020) di Villa Taman Kartini.

Sementara korban banjir yang sakit atau terluka saat ini masih belum terdata, namun diduga puluhan orang banyak yang dievakuasi petugas ke rumah sakit terdekat atau ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

"Untuk sementara baru dua yang meninggal dunia," pungkasnya.

Pemerintah Kota Bekasi membuka 12 posko kesehatan yang tersebar di wilayahnya. Pembukaan posko kesehatan itu menyusul banjir yang menerjang permukiman warga pada Selasa (25/2/2020). Sebagian, warga korban banjir sudah mulai mengungsi ketempat yang aman.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan, posko kesehatan itu dibuka di kantor 12 Kecamatan dengan menyiagakan satu dokter dan beberapa tenaga kesehatan. Pemerintah juga menyiagakan 42 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk membantu jika ada korban banjir yang mengalami kritis.

"Mereka akan membantu kesehatan para korban banjir dengan memberikan penanganan sementara. Posko dan Puskesmas standbye selama 24 jam untuk membantu kesehatan korban banjir," kata dia.

Menurut dia, posko kesehatan terjadwal di beberapa titik banjir dan lokasi pengungsian. Misalnya adalah masjid-masjid di dekat titik banjir, dan 41 kantor layanan publik di Kota Bekasi.

"Posko ini akan terus melayani kesehatan masyarakat Bekasi, hingga Banjir sudah tidak ada wilayahnya," ucapnya.

Tanti mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit yang timbul akibat banjir seperti Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), penyakit kulit, nyeri otot (myalgia) dan sakit kepala (chepalgia). Untuk diketahui, banjir yang terjadi awal Januari lalu tercatat korban banjir yang menderita ISPA sangat tinggi sebanyak 1.583 warga atau setara 24,2 persen laporan. Lalu disusul penyakit kulit 990 warga, setara 17,7 persen laporan.

"Kami sudah siapkan obat - obatan untuk mengantisipasi penyakit yang biasa timbul dalam musibah banjir," pungkasnya.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Load More