SuaraJabar.id - Peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Muhamad Sahlan menemukan alternatif pengobatan untuk Pasien Virus Corona.
Bahan pengobatan tersebut dikembangkan dari propolis, atau lem lebah, asli Indonesia yang dihasilkan oleh Lebah jenis Tetragonula biroi aff.
"Propolis ini terbukti memiliki komponen penghambat alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif. Minimal baik terhadap tubuh manusia maupun sumber daya alam yang tersedia," kata Sahlan secara tertulis yang diterima Suara. com, Kamis (5/3/2020).
Ia menjelaskan obat Virus Corona yang dikembangkan tersebut untuk komposisi propolis tidak selalu sama di seluruh dunia. Dikemukakannya, propolis yang berasal dari Lebah Tetragonula biroi aff memiliki senyawa dan karakteristik berbeda tergantung pada sumber tanaman dan lokasinya.
"Perbedaan sumber tanaman, lokasi, serta proses penelitiannya akan membedakan pula senyawa-senyawa propolis yang dihasilkan," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, propolis yang dieliti tersebut memiliki sifat menghambat proses menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip dengan senyawa N3. Dengan menggunakan struktur model COVID-19 yang ada
"Senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat, apakah dapat membentuk ikatan pada virus COVID-19 bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3."
Sahlan, yang sudah sembilan tahun meneliti propolis ini, mengemukakan ada tiga dari sembilan senyawa yang ada dalam propolis asli Indonesia dan memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada Virus COVID-19.
Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7.9, Sulawesins b (-7.6) dan deoxypodophyllotoxin (-7.5).
Baca Juga: China Berhasil Temukan Obat Virus Corona dan 4 Berita Heboh Lainnya
"Jadi, semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus COVID-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak," katanya.
Kendati demikian, hasil penelitiannya belum masuk kedalam tahapan klinis karena Indonesia sendiri baru mengumumkan pasien positif Virus Corona pada Senin (2/3/2020) lalu.
Akan tetapi, dia mengemukakan hasil penelitian tersebut tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi alternatif obat dari Indonesia untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan Virus Corona.
"Tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke negara lain," katanya.
Saat ini, Sahlan mengemukakan penelitiannya sedang pada tahap mengenali senyawa-senyawa yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat COVID-19.
"Tahapan selanjutnya adalah pengoptimasian senyawa-senyawa tersebut sebelum dilakukan uji klinis dan pengembangan obat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
5 Spot Wisata Hits untuk Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025 di Cianjur
-
Dulu Meresahkan, Kini Joki Puncak Bogor Direkrut Polisi Jadi Pasukan Khusus Libur Nataru
-
Dedi Mulyadi Setop Izin Perumahan, Rudy Susmanto: Tak Bisa Serta-merta Dilakukan
-
Anggota DPD RI Apresiasi Danantara Akuisisi Hotel dan Real Estate di Makkah
-
Hingga 18 Desember 2025, BRI Group Telah Laksanakan 40 Aksi Tanggap Darurat di Daerah Bencana