Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 10 Mei 2020 | 20:43 WIB
Rumah kontrakan Jenal (33) di Kampung Cikukulu RT 27/10, Desa Pondokaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (9/5/2020). [Sukabumi Update/Syahrul Himawan]

SuaraJabar.id - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Beginilah nasib pilu yang harus dialami Jenal (33), warga Kampung Cikukulu Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda Indonesia membuat Jenal kehilangan mata pencaharian, dan kesulitan membiayai hidup bersama istri dan kedua anaknya.

Sebelum pandemi, Jenal biasa berjualan mi ayam di halaman Masjid Nurul Anda, Kecamatan Parungkuda. Kini ia tak bisa lagi berjualan mie ayam.

Sejak virus yang bermula dari Wuhan, China, itu menerjang Tanah Air, masjid tempat di mana ia biasa berjualan menjadi sepi.

Baca Juga: Geger! Warga Temukan Mayat Tanpa Busana di Rumah Kontrakan

Alhasil, dagangan mi ayam yang yang menjadi mata pencaharian sehari-harinya pun tak laku hingga akhirnya bangkrut.

"Sekarang saya tidak punya uang. Untuk hidup hari-hari saya bingung," ujar Jenal dikutip dari Sukabumi Update—jaringan Suara.com—Minggu (10/5/2020).

Sejak tidak berjualan, Jenal mengaku menggunakan uang dari tabungannya untuk makan sehari-hari. Namun kini uang tersebut telah habis.

"Dua bulan saya tidak berjualan. Saya juga sempat nyari usaha dan pekerjaan lain tapi selalu gagal. Kalau misalnya punya penghasilan mah saya juga tidak mungkin minta bantuan," terangnya.

Kondisinya semakin parah ketika pemilik kontrakan menagih iuran per bulan.

Baca Juga: Prank Kasih Sampah ke Waria, Ayah: Ferdian Paleka Anak Pendiam

Selain itu juga, kata Jenal, persediaan bahan pokok di rumahnya sudah menipis.

Load More