SuaraJabar.id - Virus corona penyebab sakit Covid-19 telah menjangkiti seluruh dunia dan telah menjadi pandemi global. Total setidaknya ada sembilan juta manusia di dunia yang pernah terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.
Berawal dari Wuhan, China pada akhir 2019 lalu, Worldometers kini menyebut setidaknya sudah ada 213 negara dan teritori di dunia yang terjangkit oleh virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.
Sementara itu, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, ada 12 negara dan teritori yang masih belum melaporkan satu kasus virus corona di negara mereka.
Dikutip dari Al-Jazeera, negara dan teritori tersebut antara lain: Kiribati, Kepulauan Marshall, Micronesia, Nauru, Korea Utara, Palau, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Turkmenistan, Tuvalu, dan Vanuatu.
Sementara, virus ini juga tak membuat benua Antartika terdampak. Sebab tak adanya populasi manusia permanen di wilayah tersebut.
Dilansir ThePrint, Korea Utara masih melaporkan nol kasus Covid-19 di negaranya. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini memang diketahui membatasi kontak dengan negara luar dan membatasi masuknya informasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan Korea Utara telah melakukan tes dan karantina secara aktif setelah menerima alat tes dari China di bulan Januari.
Turkmenistan, negara Asia lainnya merupakan salah satu negara dengan populasi paling sedikit di Asia, yakni hanya 5,6 juta penduduk.
Turkmenistan terkenal akan layanan kesehatannya yang buruk, dan dalam masa pandemi virus corona ini, pembatasan hanya dilakukan di beberapa wilayah saja.
Baca Juga: Jadi Pionir, Perusahaan Ini Uji Coba Obat Covid-19 dari Plasma Sapi
Sepuluh negara lainnya berada di wilayah Oseania, di mana semua negara tersebut diketahui memiliki populasi di bawah 700 ribu penduduk dengan layanan kesehatan yang jarang.
Begitu pandemi diumumkan, mereka dengan cepat menutup wilayah mereka dan menetapkan kegawat daruratan nasional.
Banyak pakar yang menyebut jika wabah Covid-19 terjadi di salah satu negara kepulauan tersebut, sebagian besar penduduk bisa lenyap karena tingginya kasus komorbiditas di sana.
Nauru menjadi salah satu negara yang cepat tanggap. Negara berpopulasi hanya 10 ribu orang ini memiliki hanya satu rumah sakit dan itu pun tanpa ventilator.
Mereka juga menangguhkan penerbangan ke negara dan kepulauan terdekat lainnya, hanya menyisakan satu penerbangan ke Australia dari tiga kali seminggu menjadi sekali dua minggu.
Beberapa hotel lokal dijadikan zona karantina dan warga yang datang dari Australia harus menjalani karantina dua minggu. Walau begitu, mereka tak bisa terus menerapkan lockdown cukup lama karena bergantung pada impor untuk bertahan hidup.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan
-
Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Pasca Banjir Bandang: Belanda Tinggalkan Gedung Kokoh, Kita Apa?