Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani | Ria Rizki Nirmala Sari
Kamis, 09 Juli 2020 | 05:34 WIB
Wapres Maruf Amin ingatkan protokol kesehatan bagi para santri [Dokumentasi KIP-Setwapres].

SuaraJabar.id - Wakil Presiden Maruf Amin sempat meninjau Pesantren Assobariyyah dalam kunjungan kerjanya di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/7/2020). Dalam kesempatan itu, Maruf menegaskan kalau kegiatan belajar-mengajar dengan tatap muka langsung harus mempertimbangkan kriteria utama yakni kesehatan.

Maruf Amin mengatakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka langsung itu hanya bisa dilakukan di sekolah yang masuk ke dalam zona hijau COVID-19. Sebagaimana diketahui, Pesantren Assobariyyah akan kembali menjalankan kegiatan belajar mengajarnya karena masuk ke dalam zona hijau.

Wakil Presiden RI Maruf Amin mengunjungi Pesantren Assobariyyah dalam kunjungan kerja ke Jawa Barat [Dokumentasi KIP-Setwapres].

"Hanya daerah yang masuk zona hijau yang dapat memulai kegiatan persekolahan secara tatap muka. Selain itu, pelaksanaan protokol tatanan normal baru akan terus dievaluasi untuk masing-masing daerah," kata Maruf saat menyampaikan sambutannya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) non-aktif tersebut mengatakan tahap pertama yang harus dilakukan sebelum membuka sekolah ialah melakukan tes COVID-19 terhadap siswa. Pasalnya, tidak dipungkiri ada siswa yang berasal dari daerah zona merah COVID-19.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Sebut Pendidikan Virtual Tidak Optimal

"Banyak santri yang berasal dari lintas kota dan bahkan lintas negara," ujarnya.

Setelah itu, tahap kedua ialah pihak pelaksana sekolah atau pesantren harus memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan lengkap dengan sabun dan hand sanitizer. Selain itu penggunaan masker juga patut diperhatikan selama proses belajar mengajar.

Tahap lainnya ialah memastikan physical distancing dapat diterapkan di ruang kelas ataupun asrama bagi para santri. Tidak lupa penyemprotan disinfektan pun harus dilakukan di setiap area lingkungan sekolah.

Maruf Amin menerangkan, ada tantangan tersendiri bagi pesantren dan sekolah keagamaan berbasis asrama disaat adanya pandemi COVID-19. Sebab kebanyakan sarana dan prasana asrama pesantren masih minim apalagi hingga saat ini tidak memiliki standar baku perbandingan jumlah santri dengan luas kamar tidur.

Baca Juga: Wapres Maruf Sebut Masjid Bisa Jadi Pusat Pemberdayaan Ekonomi Umat

"Dengan kondisi tersebut sangat sulit menerapkan physical distancing terutama di pondok pesantren yang memiliki ratusan bahkan ribuan santri," tuturnya.

Load More