Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Senin, 03 Agustus 2020 | 13:07 WIB
Para pekerja hiburan malam Kota Bandung menggelar aksi damai di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/8/2020). [Suara.com/Cesar Yudistira]

Ditemui dilokasi aksi, Ketua Perkumpulan Penggiat Pariwisata Bandung (P3B) Rully Panggabean mengatakan aksi damai ini sebagai puncak dari kebingungan para pekerja ditempat hiburan malam.

Aksi ini, lanjut Rully, untuk mencari solusi bagi para pekerja hiburan malam.

"Saya mewakili mereka ingin mencari solusi, kalau memang tidak bisa dibuka kasih bansos atuh. Saya juga gak tahan pegawai minta kasbon. Mohon dimengerti ini bukan sesuatu yang nantang jago. Ingin menyampaikan aspirasi, saya tidak ingin mengadakan aksi, tapi gak tahan lagi. Mudah-mudahan ada solusi," kata dia.

Sementara itu, Kadisbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, tiga minggu lalu pihaknya telah melakukan peninjauan ke-80 tempat hiburan malam.

Baca Juga: Pekerja Hiburan Protes ke Risma: Kenapa Kami Kerja Malam Tak Boleh?

Dari hasil peninjauan, para pemilik tempat hiburan malam, sebenarnya menerapkan standar protokol kesehatan.

"Hanya ini kan tak hanya melihat kesiapan di lapangan saja tapi secara keseluruhan Kota Bandung itu seperti apa, pada saat kita usulkan, pada saat itu juga ada kejadian di Secapa. Nah sekarang ada kejadian di Gedung Sate, kan ini tidak hanya Kota Bandung saja tapi beririsan juga dengan Pemprov. Mkanya saya undang Kadisbudpar Jabar karena kita harus koordinasi bagaimana nanti dengan kemarin itu yang Gedung Sate," katanya.

Saat ini, para peserta aksi demo sebagian telah diterima dan tengah melakukan perundingan dengan Pemkot Bandung.

Di lokasi aksi demo turut digelar pelaksanaan rapid test bagi yang mau. Dari informasi yang dihimpun, ada 19 peserta demo, dua diantaranya menunjukkan hasil reaktif.

Namun belum ada yang dapat dikonfirmasi terkait dengan kebenaran informasi tersebut. (Cesar Yudistira)

Baca Juga: Sejak Pagi Balai Kota Bandung Dipenuhi Pekerja Hiburan Malam

Load More