Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 09 Agustus 2020 | 16:37 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Enny Suhaeni. (Antara)

SuaraJabar.id - Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan kasus virus corona selama masa transisi new normal. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Enny Suhaeni mengatakan lonjakan kasus COVID-19 di daerah itu sudah diprediksi oleh Gugus Tugas terutama pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Selama 44 hari diberlakukannya AKB yaitu dari tanggal 27 Juni sampai 9 Agustus 2020,di Kabupaten Cirebon sudah ada peningkatan kasus yang cukup signifikan.

"Kami dari tim Gugus Tugas memahami bahwa AKB ada risiko tinggi peningkatan kasus COVID-19, di Kabupaten Cirebon," katanyadi Cirebon, Minggu (9/8/2020).

Hingga 30 Juni 2020 saat setelah adanya AKB, ditemukan sebanyak 19 kasus positif. Namun setelah itu kasus COVID-19 terus meningkat dan sampai saat ini sudah tembus 97 kasus.

Baca Juga: Pedagang Meninggal Positif Covid, Pasar Jaya Tutup 1 Kios di Pasar Mayestik

Akan tetapi, kata dia, untuk laju pertumbuhan kasus sampai saat ini adalah 2,20 dan angka positif rate sebanyak 0,49 persen.

"Tapi jumlah positif ini masih bisa dikendalikan, karena maksimal positif rate itu 5 persen, di kita kurang dari 1 persen," katanya.

Meskipun demikian kata dia,, adanya penambahan kasus dari hari ke hari, terutama pada saat AKB menunjukkan masyarakat Kabupaten Cirebon, belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Dan bahkan AKB ini seolah-olah, kehidupan sudah kembali normal, padahal virus corona jenis baru ini yang menyebabkan COVI-19 masih belum ditemukan obatnya," katanya.

"Pemahaman bahwa AKB seolah-oleh bebas dan sebagian masyarakat termasuk kita sudah longgar dan abai untuk patuh pada protokol kesehatan," tambahnya.

Baca Juga: Update 9 Agustus: Positif Corona RI Tambah 1.893, Total 125.396 Orang

Untuk itu pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat dan semua kalangan agar tetap menaati protokol kesehatan COVID-19, agar virus ini bisa dicegah penyebarannya, demikian Enny Suhaeni .

Enny Suhaeni juga menyatakan penyebaran virus corona atau COVID-19 di perkantoran saat ini sudah terjadi di Kabupaten Cirebon. Yakni terdapat empat kasus yang terdeteksi.

"Ada empat ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon yang terkonfirmasi positif COVID-19," kata Enny.

Enny mengatakan awalnya ditemukan satu orang di Dinas Kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19, kemudian setelah dilakukan pelacakan kembali ditemukan.

Dari seorang tersebut lanjut Enny, pihaknya menemukan tiga orang yang positif COVID-19 di Dinas Kesehatan, satu di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).

Dia melanjutkan Dinas Kesehatan sebagai OPD yang memberikan layanan, sehingga potensi transmisi menjadi terbuka terutama dari pengunjung layanan masyarakat.

"Seperti Jamkesmas, perizinan, Labkesda, karyawan Puskesmas yang melakukan kegiatan atau urusan administrasi," tuturnya.

Enny mengaku bahwa penerapan protokol Kesehatan sudah mulai longgar, sehingga aktivitas sebagian berjalan seperti biasa.

"Namun kami memastikan bahwa tidak ada pertemuan dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan di lingkungan Dinkes. Kami akui masih ada interaksi personal dengan protokol kesehatan yang kurang ketat," katanya.

Pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) penyebaran virus corona baru di Kabupaten Cirebon juga cenderung meningkat, di mana saat ini sudah terdapat 97 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kami juga sudah melakukan tes usap 9.125 spesimen dengan 45 di antaranya positif," ujarnya. (Antara)

Load More