Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 13:18 WIB
Jendela bersejarah dan kuno ditemukan di bawah proyek Stasiun Bekasi. (dok humas)

Setelah melintasi Stasiun rel kereta yang ditumpangi oleh puluhan sekutu itu dibelokan ke kanan atau rel buntu yang langsung menepi di Kali Bekasi.

Secara otomatis, kereta itu berhenti dan ratusan rakyat Bekasi ada di sana.

"Terjadi negosiasi, namun ternyata ada yang tak sependapat dan tidak sesuai dengan permintaan Rakyat Bekasi. Baru terjadi pembantai disana, mayat-mayatnya itu dibuang ke Kali Bekasi, jadi ada hubungan dengan penemuan Cagar Budaya dengan pembantaian tentara Jepang tidak ada, tidak ada tentara Jepang yang dibuang di lorong itu, semua dibuang ke Kali Bekasi," jelas Ali.

Atas hal demikian pula, Ali sudah meminta kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk menyurati Dirjen Perkeretaapian pada Kementerian Perhubungan.

Baca Juga: Lorong Tua di Bawah Stasiun Bekasi Diduga Tempat Tentara Jepang Membantai

Surat ditujukan untuk menelisik fakta sejarah dengan penemuan cagar budaya akhir pekan kemarin.

"Jadi ada dua surat, satu ke Kemenhub dan satu ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang ada di Serang, Banten. Nah ini kami masih menunggu surat balasan dari Kemenhub. Saya berharap ada tindak lanjut karena Kemenhub dalam proyek DDT itu juga bekerjasama dengan BPCB," tutup Ali.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Load More