Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 13:18 WIB
Jendela bersejarah dan kuno ditemukan di bawah proyek Stasiun Bekasi. (dok humas)

"Stasiun Bekasi itu yang jelas sebagai kepentingan ekonomi pada abad 19-20 (seraya menegaskan tidak ada kisah pembantaian di sana pada masa lampau itu). Jalan yang baru dibangun itu depan stasiun dulu (kini Jalan Ir.H Juanda).

Jalan Pantura itu, baru meliputi Bekasi, Bogor, Bandung, Sumedang, Cirebon dan langsung Jakarta Raya sampai Anyer," imbuh Ali.

Ali menegaskan, pada tempo dulu, Stasiun Bekasi adalah jalur ekonomi. Penduduk biasanya memanfaatkan stasiun untuk mengantar hasil pangan karena daerah yang dikenal Kota Patriot ini sebagai penghasil padi, karet, tebu dan gula.

Contoh kecilnya adalah di wilayah Karang Congok, Tambun Utara. Disanah mempunya penggilingan pabrik gula dari hasil tebu.

Baca Juga: Lorong Tua di Bawah Stasiun Bekasi Diduga Tempat Tentara Jepang Membantai

Pengirimannya melalui dua moda transportasi yaitu darat dan air.

"Kalau darat pakai kereta api dari Bekasi ke Tanjung Priok.Transportasi sungai bisa dari Bekasi-Cilincing-Tanjung Priok," sambung Ali.

Hubungan dengan pembantaian sekutu Jepang letaknya 300 meter dari Stasiun Bekasi. Kini lokasi itu telah terbangun tugu persis di tepi Kali Bekasi.

Ceritanya itu pada tahun 1945, bermula ketika 90 sekutu Jepang akan dipulangkan ke negara asalnya dari Jatinegara.

Info kepulangan puluhan sekutu itu kemudian disampaikan oleh Zakaria Burhanudin, Komandan Badan Keamanan Rakyat Bekasi kepada kepala stasiun.

Baca Juga: Bangunan Kuno Bata Merah Terpendeam 4 Meter di Bawah Tanah Stasiun Bekasi

"Jadi di kontak kepala stasiun, saya juga sampai sekarang belum tahu itu namanya (kepala stasiun) bahwa ada 90 tentara Jepang yang sudah dalam perjalanan, katanya ya terserah mau diapain gitu," ujar Ali.

Load More