Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 01:05 WIB
Penarik kuda di seputaran jalan Ganesha Bandung yang sepi penumpang. (Suara.com/Emi)

Warga asli Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini mengeluhkan sulitnya penghasilan di masa pandemi. Ia hanya menggantungkan hidup pada usaha penarikan kuda ini.

“Penghasilan susah, cuman berharap dari sini, tidak ada yang lain,” katanya.

Di awal pandemi, Yuyu sempat harus berdiam diri di rumah, selama empat bulan sejak April 2020 hingga Juli 2020. Ia bertahan hanya dengan mengutang kepada tetangga.

Ia sempat mendapat bantuan sembako, sekali dari pemerintah. Namun, hal itu tentu saja tidak cukup.

Baca Juga: Duh Anak Buah Anies Tak Kompak soal Bioskop Sudah Boleh Buka

“Selama corona tidak bisa kemana-kemana, bawa kuda tidak bisa, tidak ada. Tida bisa pekerjaan yang lain,” ungkapnya.

“Anak dua masih sekolah, satunya baru beres SMA, cari uang susah tidak ada, untuk makan anak-anak,” lanjutnya menambahkan.

Untuk sekali narik, setiap penumpang harganya berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu bagi dewasa. Terkadang, sama sekali sepi.

“Kadang-kadang tidak ada sama sekali, kadang tidak dapat uang, tidak bisa bawa pulang,” ungkapnya.

Ia pernah dibantu sang istri bekerja jualan gorengan untuk menambah penghasilan, namun terhenti. Dagangan tidak laku.

Baca Juga: Wali Kota Lubuklinggau Prana Putra Sohe Positif Corona

Kontributor : Emi La Palau

Load More