Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
Jum'at, 04 September 2020 | 13:02 WIB
Bayi 4 bulan idap penyakit paru-paru (IG/ndorobei.rescue)

SuaraJabar.id - Nurul Azkiatunnufus, bayi berusia 4 bulan asal Desa Medang, Sukamulya, Rumpin, Kabupaten Bogor harus merasakan sakit sepanjang hari. Tubuhnya tampak layu digerogoti penyakit paru-paru yang diidapnya.

Kondisi Nurul yang memprihatinkan dibagikan oleh akun Instagram @ndorobei.rescue. Dalam akun itu, tampak beberapa foto dan video yang menampilkan kondisi Nurul.

Tetangga bayi malang itu, Is Andi mengatakan, penyakit yang dialami oleh Nurul baru diketahui ketika ia berumur dua bulan. Saat itu, Nurul selalu mengalami demam tinggi setiap malam.

"Kalau malam badannya panas. Sudah dua kali dibawa ke puskesmas setempat," kata Is kepada Suara.com, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga: Penambahan Pasien Corona Paling Banyak di Jonggol Kemarin, Ini Data Lengkap

Namun, sejak divonis sakit paru-paru oleh puskesmas setempat, Nurul belum menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena keterbatasan biaya.

Bayi 4 bulan idap penyakit paru-paru (IG/ndorobei.rescue)

Ahmad yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan tak memiliki BPJS untuk putri bungsunya itu. Pihak Puskesmas menyarankan Ahmad membuat BPJS agar Nurul bisa dirujuk ke rumah sakit.

"Puskesmas menyarankan untuk membuat BPJS, sementara dalam proses pembuatan sama warga sini," ungkapnya.

Putri ketiga pasangan Ahmad dan Lulu itu hanya bisa terkulai lemas di atas ranjang. Tubuhnya tampak kurus kering hanya tersisa kulit yang membungkus tulang-tulang mungilnya.

Belakangan Ahmad baru saja mendapatkan pekerjaan menjadi kuli bangunan. Upah yang didapatkan juga hanya cukup untuk biaya makan ia beserta istri dan ketiga anaknya.

Baca Juga: Libur Panjang, Puluhan PL dan Terapis Wanita Terjaring Razia di Bogor

Sebelum pandemi Covid-19, Ahmad berjualan bubur keliling dengan menaiki sepeda motornya. Namun, Covid-19 membuat usahanya terhenti.

"Sebelumnya jualan bubur ayam pakai motor, tapi efek pandemi jadi bangkrut. Lalu jualan sate ayam keliling terus modal habis. Belum lama ini dapat kerja jadi kuli bangunan," ujar Is.

Sejauh ini, belum ada bantuan apapun dari pemerintah setempat. Bahkan, program bantuan sosial selama Covid-19 juga tak didapatkan keluarga Ahmad.

"Dapat dari Bulog beras dua karung yang 15 kilogram per karung, hanya itu bantuan yang mereka dapatkan," ungkap Is.

Warga sekitar inisiatif untuk melakukan galang dana guna membantu pengobatan Nurul.

"Kami selaku tetangga bergerak mencari donasi ke lingkungan-lingkungan. Semoga bisa membantu meringankan beban keluarga," tuturnya.

Load More