SuaraJabar.id - The National Aeronautics and Space Administration (NASA) sebelumnya telah memesan wahana robotik ke permukaan Bulan dengan pendarat komersial. Dan saat ini mereka berencana membayar perusahaan swasta untuk mengumpulkan tanah Bulan.
"Intinya adalah, kami akan membeli beberapa tanah Bulan untuk menunjukkan bahwa itu bisa dilakukan," kata Jim Bridenstine, Administrator NASA dalam presentasi online di Secure World Foundation's Summit for Space Sustainability, Kamis (10/9/2020).
Badan antariksa itu ingin perusahaan swasta, baik dari Amerika Serikat ataupun luar negeri, untuk mengambil 50 hingga 500 gram tanah Bulan pada 2024 dan secara resmi mentransfer kepemilikan tanah Bulan tersebut ke NASA.
Dilansir dari Space.com, Jumat (11/9/2020), NASA akan membayar 15.000 dolar AS hingga 25.000 dolar AS atau sekitar Rp 223 juta hingga Rp 373 juta untuk masing-masing tanah Bulan ini, dengan 80 persen dana dikirim setelah pengumpulan sampel.
Perusahaan akan mendapatkan 10 persen dana setelah menandatangani kontrak dan 10 persen lainnya setelah meluncurkan pesawat luar angkasa ke Bulan. Jika itu berjalan sesuai rencana, NASA akan membawa tanah Bulan kembali ke Bumi.
Tujuan utama proposal ini adalah untuk merangsang dan menormalkan ekstraksi dan penjualan sumber daya Bulan. Sebagai contoh, perusahaan yang berpartisipasi dapat memilih untuk mengumpulkan lebih dari 500 gram tanah Bulan dan menjual kelebihannya itu kepada pembeli selain NASA.
"Saat ini kami mencoba membuktikan konsep bahwa sumber daya dapat digali dan dapat dipergadangkan. Dan tidak hanya diperdagangkan di antara perusahaan atau individu swasta, tetapi juga antar negara dan lintas batas di negara lain," tambah Bridenstine.
NASA berencana untuk terus mendorong proyek semacam itu dengan "iterasi lain" dari proposal di masa depan. Semua kegiatan tersebut akan dilakukan sesuai dengan Perjanjian Luar Angkasa 1967, yang merupakan tulang punggung hukum luar angkasa internasional.
Penggunaan sumber daya Bulan sangat penting untuk membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di dan sekitar Bulan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai NASA pada akhir 2020-an melalui program eksplorasi awak Artemis. Pekerjaan Bulan ini akan membantu NASA mempersiapkan perjalanan awak ke Mars pada tahun 2030-an.
Baca Juga: Teleskop Baru NASA Bisa Deteksi Ratusan Planet Nakal
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!
-
Dedi Mulyadi ke Kepala Daerah: Urus Sampah-Jalan Rusak Dulu, Jangan Mimpi ke Luar Negeri
-
Sakit Pinggang? Dokter Ungkap Rahasia Posisi Tidur dan Jenis Kasur yang Tepat
-
Dedi Mulyadi Janji Investasi dan Rekrutmen Kerja Baru akan Dibuka dengan Sistem Online
-
Jawa Barat Juara PHK, Benarkah Janji Dedi Mulyadi Mampu Atasi Masalah?