Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 28 September 2020 | 10:05 WIB
Ilustrasi kopi (Shutterstock)

"Ya perkiraan 30 sampai dengan 50 ton untuk satu musim karena hanya beberapa kelompok saja yang menguasai tekniknya," kata Ardhy.

Ia menyampaikan, proses kopi wine membutuhkan keahlian khusus, bahkan proses dari mulai pemilihan biji kopi sampai pengeringan hingga siap seduh kurang lebih sekitar 1,5 bulan.

Produksi kopi wine di Garut, lanjut Ardhy, masih membutuhkan dorongan modal serta sarana dan prasarana untuk bisa memproduksi secara besar-besaran yang nantinya bisa memberikan keuntungan untuk petaninya.

"Kalau untuk permodalan kita arahkan untuk difasilitasi melalui Kredit Usaha Rakyat, sedangkan sarana penunjangnya kita upayakan melalui bangunan pengering," katanya.

Baca Juga: GEGER! Paguyuban Kandang Wesi di Garut Cetak Uang Sendiri, Ubah Garuda

Sementara itu, Asosiasi Petani Kopi (APEKI) Kabupaten Garut mencatat saat ini ada 60 kedai kopi tersebar di beberapa tempat kawasan perkotaan maupun pelosok Garut.

Menurut Ardhy, bermunculannya kedai kopi di Garut menjadi peluang pasar bagi petani kopi di Kabupaten Garut sehingga kesejahteraannya terus meningkat.

"Kondisi ini merupakan peluang pasar yang sangat menggembirakan bagi para pekebun kopi di Kabupaten Garut, hal ini menandakan bahwa kopi sudah sangat digemari oleh para kaum milenial saat ini," katanya. [Antara]

Load More