SuaraJabar.id - Sultan Sepuh XV Pra Luqman Zulkaedin dari Keraton Kasepuhan Kota Cirebon meminta pihak-pihak yang menginginkan perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda untuk mengkaji kembali usulan tersebut.
Ia mengatakan, Provinsi Jawa Barat memiliki kebudayaan yang majemuk. Di Kota dan Kabupaten Cirebon serta Kabupaten Indramayu misalnya, sangat kental dengan adat dan budaya Jawa.
"Jadi sebaiknya tetap menggunakan nama Provinsi Jawa Barat, karena sebagian besar masyarakat di Jawa Barat merupakan Jawa," kata Sultan Sepuh XV Pra Luqman Zulkaedin Keraton Kasepuhan Cirebon saat dikonfirmasi melalui wahtsapp, Rabu (14/09/2020).
Masih kata Luqman, implikasi penggunaan nama Provinsi Sunda akan sangat berpengaruh secara psikologis pada masyarakat yang tidak berlatar budaya Sunda. Karena menurutnya, penamaan Sunda menunjukkan latar budaya dan kesukuan.
Baca Juga: Waspada La Nina, Ini Daerah Rawan Bencana di Jawa Barat
"Kami harap, semua harus dengan kajian yang komprehensif, sehingga tidak menimbulkan masalah kedepannya," katanya.
Menurutnya, Secara prinsip, yang dibutuhkan saat ini bukanlah soal penggantian nama dari Provinsi Jawa Barat menjadi Sunda. Namun, lebih pada program-program yang mensejahterakan rakyat.
"Harusnya yang diperhatikan itu, bagaimana memajukan kebudayaan di wilayah Jawa Barat, bukan menggantikan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Sunda," katanya.
Sementara itu, juru bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi mengatakan, secara historis Cirebon sendiri masuk dalam keluarga Pajajaran. Dimana Sunda juga tidak lepas dari Pajajaran.
"Tentunya, kami berharap hal itu dikaji kembali seperti apa, kalo Provinsi Jawa Barat diganti dengan nama Sunda," katanya.
Baca Juga: Jawa Barat Masuk Musim Hujan, BMKG: Waspada Puncak La Nina
Saat ditanya akan ada dampak pada adat dan kebudayaan di Jawa Barat, khususnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, ia menyebut perlu kajian yang mendalam agar tidak mendapatkan dampat negatif.
"Kalo dampak, pasti ada, maka dari itu diperlukan kajian dengan melibatkan sejarawan, budayawan. Apakah ini layak diganti atau memang bisa dipertahankan," katanya saat ditemui di Keraton Kanoman.
Kontributor : Abdul Rohman
Berita Terkait
-
Hyundai Suap Mantan Bupati Cirebon Enam Kali Demi Proyek PLTU Batu Bara yang Merusak Lingkungan
-
Kantor Hyundai Digeledah Buntut Dugaan Suap Rp 6,5 Miliar Mantan Bupati Cirebon
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
-
Kisruh Rumah Makan Padang Pakai Lisensi, Penjual: Jangan Sampai Usaha Kecil Jadi Susah
-
Dua Tugboat PT PCM Siap Kawal Kapal Asing Melintas di Selat Sunda
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan