SuaraJabar.id - Penyakit penyerta atau komorbid menjadi salah satu faktor risiko seseorang lebih rentan terinfeksi virus corona. Beberapa komorbid itu antara lain seperti hipertensi, diabetes, jantung, juga gagal ginjal.
Dari beberapa penyakit tadi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Cut Putri Arianie menyampaikan bahwa hipertensi jadi PTM tertinggi yang menyebabkan seseorang terinfeksi Covid-19.
"Satu dari sepuluh pasien, sekitar 13,3 persen pasien covid dengan penyakit penyerta hipertensi meninggal. Hipertensi memang penyebab tertinggi komorbid dibandingkan dengan penyakit lain seperti diabetes, jantung, dan gagal ginjal," kata Cut dalam webinar Hari Hipertensi Dunia, Selasa (13/10/2020).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa dialami karena beberapa faktor, tapi sebagian besar penyebabnya adalah genetik alias keturunan.
Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang mengatakan, orang-orang yang menyadari dirinya punya risiko mengidap hipertensi harus mengatur makanan yang dikonsumsi.
"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dalam webinar, Rabu (14/10).
Selain mengurangi konsumsi garam, makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas seharusnya dihindari. Sebab, kegemukan menimbulkan mengidap hipertensi.
Konsumsilah makanan-makanan rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Makanan tinggi lemak dan kalori ditambah gaya hidup tidak sehat memperparah risiko tekanan darah tinggi. Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang dengan keturunan hipertensi adalah mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.
Baca Juga: Delegasi RI Paparkan 3 Strategi Lindungi Anak Dampak Covid-19 di Forum ACF
"Baru setelah itu minum obat," kata dia.
Kini orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.
Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.
Penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan. Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun, itu adalah upaya pengendalian tekanan darah, bukan menjadi sembuh.
Maka, masyarakat diimbau untuk patuh dalam meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien Covid-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Klub Miliano Jonathans Selangkah Lagi Cetak Sejarah di Liga Eropa
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
Terkini
-
Duel Parang Maut di Jasinga: WS Tewas dengan Luka 20 Cm Tembus Paru-paru, AF Jadi Tersangka
-
Kematian WS: Dari Ejekan di Lapangan Bola Jasinga, Berakhir Maut di Ujung Parang
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat