Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 06 November 2020 | 09:17 WIB
Ilustrasi Tes Usap. [AFP]

SuaraJabar.id - Sebanyak 57 santri Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Cibadak, Kabupaten Sukabumi terkonfirmasi positif Covid-19. Hasil ini diketahui setelah pihak pesantren melakukan tes usap PCR kepada 318 santri mereka.

Pimpinan Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Heriyanto mengatakan, PCR tersebut dilaksanakan pada Rabu (4/11/2020). Hasilnya keluar pada Kamis (5/11/2020) sekira pukul 15.00 WIB. Tes swab PCR itu dilakukan oleh laboratorium RS Bhayangkara Brimob.

"Adapun hasil swab PCR sementara dapat kami sampaikan bahwa sebanyak 57 santri terkonfirmasi positif Covid-19 dan kondisi santri tersebut pada saat ini sehat wal afiat," kata Heriyanto melalui keterangan tertulisnya dilansir Sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com, Jumat (6/11/2020).

"Laki-laki saja. Perempuan di Salabintana gak ada masalah," tambahnya.

Baca Juga: Asistennya Positif COVID-19, Iker Lecuona Batal Ramaikan MotoGP Eropa

Heriyanto menuturkan, berdasarkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk Satgas Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, pihaknya menetapkan bahwa kegiatan belajar tatap muka diberhentikan.

"Santri yang terkonfirmasi positif akan melakukan karantina mandiri di asrama sekolah di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Sementara santri yang dinyatakan negatif Covid-19 akan kembali ke daerah asalnya masing-masing. Untuk selanjutnya kegiatan belajar akan dilakukan secara daring," jelasnya.

Heriyanto mengungkapkan, sejak awal pandemi, pihaknya telah membentuk Tim Satgas Covid-19 yang bertugas menyusun dan menerapkan langkah-langkah mitigasi dengan mengacu pada protokol penanganan Covid-19 yang diterbitkan oleh pemerintah. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan monitoring dan mengambil langkah lebih lanjut yang diperlukan sesuai dengan perkembangan situasi yang terjadi.

"Sampai saat ini kami prediksi ada beberapa celah (sumber penularan). Pertama, anak-anak kegiatan osis mengundang vendor dari luar. Protokol ketat di pintu satpam namun selama berkegiatan gak terkontrol. Kami mengundang perwakilan lembaga untuk berbakti sosial. Lalu ada beberapa siswa sakit, periksa ke dokter klinik atau rumah sakit luar," kata Heriyanto.

Heriyanto memaparkan sejumlah langkah pencegahan yang telah pihaknya lakukan antara lain memastikan ketersedian fasiltas cuci tangan di berbagai tempat di lokasi sekolah dan asrama.

Baca Juga: Kapasitas Produksi Vaksin Global Hanya Mampu Penuhi Setengah Penduduk Dunia

Pihaknya juga memastikan ketersediaan fasilitas pengukur suhu dan melakukan pengaturan jaga jarak di berbagai fasilitas sekolah dan asrama serta seluruh guru dan karyawan dilakukan rapid test dengan hasil non reaktif sebelum awal proses tatap muka dan kedatangan santri pertama kali ke asrama.

Seluruh santri yang datang pada saat awal pertama kali dilakukan rapid test dan hanya nonreaktif yang dapat mengikuti proses belajar tatap muka.

Pesantren juga melakukan pengecekan suhu kepada setiap orang yang masuk lingkungan sekolah dan asrama. Mereka melarang kunjungan dari orang tua santri selama masa pandemi.

Selain itu, semua orang di lingkungan pesantren wajib memakai masker. Untuk meningkatkan imunitas, mereka memberikan makanan tambahan kepada seluruh santri.

"Melakukan rapid test (antigen) ulang kepada seluruh guru dan memastikan seluruh guru dan karyawan non reaktif Covid-19. Memberikan penyuluhan secara rutin kepada seluruh santri, guru, dan karyawan terkait pelaksanaan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak)," jelasnya.

"Semoga ananda yang terkonfirmasi tersebut segera sembuh dan dapat beraktivitas kembali seperti sediakala. Berkaitan dengan adanya kejadian santri terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, kami telah melakukan proses disinfeksi di seluruh area serta menghentikan aktivitas proses belajar mengajar sementara waktu," pungkasnya.

Load More