Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 15 November 2020 | 15:45 WIB
Ilustrasi jenggot. (Instagram/@Ian_woo)

SuaraJabar.id - Penelitian ini tentu sangat mengejutkan. European Radiology menerbitkan sebuah journal ilmiah pada 2019 yang menyebut bakteri di jenggot lebih banyak mengandung kuman ketimbang di bulu anjing.

Seperti dikutip dari Insider, Minggu (15/11/2020). Ini tentu mencengangkan sebab ternyata wajah manusia mengandung banyak sekali kuman.

"Ini benar-benar berbeda dari pemikiran selama ini tentang kulit kita. Saya pikir jenggot punya dampak yang buruk," ujar Saran Hogan, Dermatologis dan Instruktur Klinis Ilmu Kesehatan David Geffen School of Medicine UCLA.

Hogan mengatakan kulit manusia mengandung mikrobioma yang kompleks, dan semuanya selalu berubah-ubah tidak bisa menetap jumlahnya.

Baca Juga: Studi Eropa: Bakteri di Jenggot Lebih Banyak Daripada di Bulu Anjing

Mikrobioma adalah sekumpulan organisme hidup seperti bakteri, virus, hingga hewan yang menetap di bagian tubuh manusia, seperti kulit, usus, hingga vagina.

Bakteri yang paling sering hinggap di kulit adalah staphylococcus dan strptococcus, virus hingga tungau kecil yang disebut demodex yang hidup di dalam dan di dekat folikel rambut.

Penasaran, pada 2019 lalu yang diterbitkan dalam The Journal of Hospital Infection peneliti membandingkan bakteri di jenggot 408 lelaki pekerja di rumah sakit, untuk mencari tahu apakah jumlah bakteri lebih banyak dibanding lelaki yang jenggotnya dicukur.

Hasilnya ditemukan antara lelaki yang berjenggot dan yang dicukur memiliki jumlah bakteri yang cenderung sama. Uniknya, untuk jumlah bakteri staphylococcus aureus cenderung lebih sedikit pada lelaki berjenggot yakni 41,2 persen.

Sedangkan pada lelaki yang tidak berjenggot atau dicukur bersih, memiliki jumlah bakteri staphylococcus aureus yang lebih banyak 52,6 persen.

Baca Juga: Harus Sering Dibersihkan, Jenggot Bisa Menyimpan Dua Jenis Bakteri Ini

Load More