Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Bagaskara Isdiansyah
Selasa, 22 Desember 2020 | 10:56 WIB
Suhada, ayah anggota laskar FPI, Faiz Ahmad Syukur yang tewas ditembak polisi dalam bentrokan di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. (Suara.com/Bagaskara)

SuaraJabar.id - Kematian enam laskar FPI karena ditembak mati polisi dalam bentrokan di KM 50, Tol Jakarta-Cikampek menjadi pukulan berat pihak keluarga. Tragedi penembakan para pengawal Habib Rizieq Shihab itu dianggap banyak kejanggalan. 

Terkait kasus ini, pihak keluarga korban kembali menantang aparat kepolisian termasuk Kapolda Metro Jaya Jaya Irjen Fadil Imran untuk bermubahalah atau sumpah laknat. Sumpah itu diminta keluarga untuk mencari kebeneran

Suhada, ayah Faiz Ahmad Syukur, salah satu laskar FPI yang menjadi korban mengatakan nekat menantang polisi bermuhabalah karena untuk mencari kebenaran berdasarkan syariat Islam. Pasalnya dia mengatajan, cara itu ditempuh karena dirinya tak mengerti masalah hukum.

"Maka kita pakai syariat Islam saya mengajak Kapolda Metro Jaya yang telah mengumumkan membunuh anak kami untuk membuktikan kebenaran siapa yang salah, siapa yang benar. Siapa yang zalim,  siapa yang benar. Maka saya mengajak secara syariat Islam karena agama saya Islam saya ajak secara syariat Islam untuk bermuhabalah (sumpah laknat)," kata Suhada saat ditemui di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).

Baca Juga: Ortu Laskar FPI Ajak Kapolda Bawa Anak-Istri Bertemu, Sumpah 'Laknat Allah'

Suhada mengatakan, sumpah mubahalah itu diambil dengan cara Irjen Fadil membawa anak dan istrinya bertemu dengan anak dan istri keluarga korban. Nantinya, dalam pertemuan tersebut sumpah laknat diambil.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran (kiri) bersama Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai dimintai keterangan di Menteng, Jakarta, Senin (14/12/2020). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

"Nanti biar Allah SWT sendiri yang menentukan kalau saya pihak kami kalau anak saya yang salah maka kami sekeluarga akan dilaknat oleh Allah SWT beserta keturunan kami. Dan apabila mereka yang salah mereka yang zalim maka mereka lah yang akan dilaknat oleh Allah SWT berserta keterununannya," tuturnya.

Ajakan sumpah laknat atau mubahalah ini tidak hanya kali ini saja dinyatakan oleh Suhada selaku orang tua korban laskar. Pada Selasa (8/12) lalu ketika menjemput jenazah para laskar, Suhada mengajak mubahalah lantaran dirinya tak terima anaknya disebut membawa senjata api.

"Saya juga sangat tidak terima bila putra saya dan keenam para mujahid ini dikatakan membawa senjata padahal kami tahu persis siapa dan kami tahu dia aktif dimana," kata Suhada, ayah korban laskar bernama Faiz Ahmad Syukur ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12).

Suhada mengaku heran ketika menonton televisi para laskar yang tewas disebut membawa senjata tajam bahkan senjata api. Ia pun lantas mengajak polisi berdiskusi dengan keluarga melalui syariat islam yakni muhabalah atau sumpah laknat atau kutukan.

Baca Juga: Ortu Laskar FPI Tantang Kapolda Sumpah Mubahalah, yang Salah Dilaknat Allah

"Kalian datangkan keluarga kalian, saya datangkan keluarga saya, mari bermubahalah (sumpah laknat) benar kah anak saya membawa senjata atau tidak, nanti siapa yang dilaknat oleh Allah SWT," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sebelumnya diberitakan, pada 10 Desember 2020 perwakilan keluarga bersama tim kuasa hukum mendatangi DPR RI untuk menggelar rapat dengar pendapat umum terkait tewasnya 6 laskar FPI.

Dalam pertemuan tersebut mereka meminta hukum ditegakkan seadil-adilnya. Mereka juga membantah bahwa ke 6 laskar tersebut dipersenjatai ketika mengawal rombongan Habib Rizieq Shihab.

Sejauh ini memang ada dua versi soal kematian 6 laskar yakni satu versi polisi kemudian kedua versi FPI.

Load More