Scroll untuk membaca artikel
Syaiful Rachman
Rabu, 06 Januari 2021 | 19:36 WIB
Pemilik Chelsea FC Roman Abramovich [AFP]

Dari sekian manajer sebelum Lampard yang mengawali musim bersama Abramovich, hanya Mourinho pada periode keduanya dan Villas-Boas yang bercatatan sekitar 60 persen ketika dipecat oleh pengusaha sekaligus politisi Rusia itu.

Manajer-manajer Chelsea lainnya dipecat dengan catatan di bawah itu dan Lampard mempunyai catatan seperti itu.

Dari delapan pertandingan terakhir, Chelsea hanya menang dua kali ketika melawan Leeds United pada 5 Desember dan West Ham United pada 21 Desember tahun lalu.

Empat lainnya berujung kekalahan dan dua kali ditahan seri termasuk oleh Krasnodar dalam fase grup Liga Champions.

Baca Juga: Manchester United Vs Manchester City: Solskjaer Gundah Tanpa Edinson Cavani

Setelah dikalahkan City, Lampard mengkritik karakter pemain-pemainnya sekalipun fakta di lapangan menunjukkan tim asuhan Pep Guardiola seperti menghadapi lawan yang keletihan dan kekurangan motivasi.

City yang kali itu tak begitu dominan dalam penguasaan bola dalam laga ini bahkan tak diperkuat tujuh pemain intinya karena cedera dan COVID-19.

Chelsea dipenuhi pemain-pemain muda yang tidak saja sangat bagus namun juga eksplosif setelah Abramovich mengeluarkan dana 222 juta pound atau Rp4,2 triliun.

Semestinya pemain-pemain hebat yang dibeli dengan harga tinggi seperti Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, Edouard Mendy, Thiago Silva, dan Ben Chilwell, di samping talenta-talenta muda produksi sendiri yang tak kalah cemerlang, Chelsea bisa merepotkan City atau tak kesulitan menaklukkan tim-tim yang kelasnya di bawah mereka.

Aksi gelandang serang Chelsea, Kai Havertz (kanan) pada laga Liga Inggris 2020/2021 kontra Burnely di Turf Moor, Sabtu (31/10/2020) malam WIB. [ALEX LIVESEY / POOL / AFP]

Lampard Kesulitan Memadukan Kai Havertz dan Timo Werner

Baca Juga: Jelang Derby Manchester, Solskjaer Kasih Angin Segar Buat Donny van de Beek

Kenyataannya tidak begitu. Salah satu faktor yang membuat itu tak terjadi adalah kegagalan Lampard dalam memadukan pemain-pemain hebatnya guna membentuk starting-eleven yang padu dan kuat.

Dia kesulitan memadukan dua bomber; Kai Havertz dan Timo Werner, dan ada kekecewaan terhadap kebiasaannya mengubah-ubah posisi sejumlah pemain setiap kali ganti formasi bermain.

Timo Werner misalnya. Dia sampai ditugaskan mengisi empat peran berbeda sepanjang musim ini. Berada di kiri saat formasi 4-3-3 dan di tengah ketika formasi yang diadopsi 4-2-3-1 atau 3-4-3. Padahal sewaktu di RB Leipzig, dia nyaman beroperasi pada peran yang sama yang membuatnya menjadi faktor mengerikan di klub Bundesliga itu.

Langkah dia itu membuat kebingungan di mana sebenarnya posisi Kai Havertz. Tak heran, kedua bomber terlihat tidak yakin dan ini mempengaruhi penampilan tim.

Situasi pelik semacam itu memicu spekulasi media bahwa legenda Chelsea itu bakal segera bernasib sama dengan pelatih-pelatih terdahulunya.

The Independent sudah menyebut Thomas Tuchel, Massimiliano Allegri, Brendan Rodgers, dan Ralph Hasenhuttl sebagai nama-nama yang dipertimbangkan Abramovich untuk menggantikan Lampard.

Load More