SuaraJabar.id - Keputusan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menjatuhkan sanksi kepada pemain Manchester United Edinson Cavani atas kasus rasisme dianggap menyinggung warga Uruguay.
"Sentuh satu orang Uruguay, sentuh kami semua," gerutu Silvina Rosas saat dia menghiasi botol anggur dengan label bertuliskan frasa kontroversial "Gracias Negrito."
Frasa, yang diterjemahkan sebagai: "Terima kasih orang kulit hitam kecil," membuat bintang sepak bola Edinson Cavani didenda karena rasisme di Inggris, tetapi sebagian besar rekan senegaranya bersikeras bahwa frasa itu adalah ungkapan sayang.
Menyusul munculnya keluhan, striker Uruguay dan Manchester United itu dengan cepat menghapus postingan media sosial yang dia buat sebagai tanggapan atas pesan ucapan selamat setelah penampilan kemenangan pertandingan melawan Southampton, November 2020. Cavani kemudian mengeluarkan permintaan maaf yang menegaskan bahwa dia "sepenuhnya menentang rasisme."
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan Ini: Liverpool vs Man United Live Net TV
Tetapi FA menganggap komentar itu "menghina, kasar, tidak pantas," dan melarang pemain berusia 33 tahun itu untuk tiga pertandingan dan mendendanya £ 100.000 (hampir Rp2 miliar).
Sanksi tersebut menimbulkan banyak ketidakpercayaan di negara asal Cavani.

Rosas, yang menjalankan outlet distribusi anggur, mengatakan berita itu "membuatnya marah". Sebagai tindakan protes, dia merancang label dengan frasa "Gracias Negrito" yang terhampar di atas latar belakang biru dan putih yang mengingatkan pada bendera Uruguay. Ia pun memposting montase foto beberapa botol anggur yang baru didandani di media sosial.
Ternyata banyak yang memesan botol itu. Ia pun kemudian memproduksi dan membuat jalur distribusi, dan sejak saat itu dia tidak menghentikan pengiriman botol yang dijual seharga seharga 340 peso (sekitar Rp115 ribu) itu.
"Reaksinya adalah kegilaan ilahi," kata Rosas kepada AFP. "Orang-orang paham bahwa ini (desain label) dilakukan dengan cinta. Harganya juga mewakili itu karena untungnya tidak banyak."
Baca Juga: Penyesalan Terbesar Rashford di MU: Tak Pernah Dilatih Sir Alex Ferguson
Pemberontakan Rosas hanyalah salah satu contoh kemarahan Uruguay yang disulut keputusan FA menghukum Cavani.
Berita Terkait
-
Kenapa Manchester United Kalah dari Wolverhampton?
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Hasil Liga Inggris Manchester United vs Wolves: Tak Ada Laga Keajaiban di Old Trafford
-
4 Negara Pengirim Pemain Terbanyak di ASEAN All Star Hadapi Manchester United
-
Statistik Asnawi Mngkualam vs Garnacho, Potensi Bertemu Lagi di MU vs ASEAN All Stars
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
LG Batalkan Investasi Baterai EV di Indonesia Senilai Rp130 Triliun
-
Warga Pilih Beli Emas Batangan, Penjualan Emas Perhiasan Turun di Pekanbaru
-
Harga Emas Antam Nggak Pernah Bosen Naik, Hari Ini Tembus Rp1.980.000/Gram
-
Perempuan Gratis Naik Transportasi Umum di Jakarta Hari Ini, dari LRT Hingga MRT
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
Terkini
-
Cianjur Rawan Predator Anak! Ada 17 Kasus Pencabulan dan Pemerkosaan
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI