Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 27 Januari 2021 | 14:57 WIB
Keluarga Jenzah Covid-19 panggul sendiri peti mati dari parkiran ke liang lahat di Pekuburan Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1/2021). [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19 di Pemakaman Cikadut, Kota Bandung kecewa dengan pernyataan Wali Kota Bandung yang mengatakan mereka melakukan pungutan liar (pungli) pada keluarga jenazah Covid-19.

Hal ini berdampak pada keluarga jenazah Covid-19 yang akan dimakamkan di Cikadut. Mereka harus menggotong sendiri peti mati dari tempat parkir hingga liang kubur secara mandiri di Pemakaman Cikadut.

Pemandangan seperti ini mulai terlihat di pemakaman Cikadut pada Rabu (27/1/2021).

Koordinator Jasa Pikul Jenazah Covid-19 Pemakaman Cikadut Bandung, Fajar, mengatakan petugas jasa pikul merasa kecewa karena dianggap melalukan pungli.

Baca Juga: Ditemukan di Kali, Barang Kecil yang Bisa Bunuh Puluhan Orang dalam Sekejap

"Kita selalu dikatakan Pungli, dikatakan pungli yang terlontar dari akunnya mang Oded juga ada kata-kata bahwa kita masih aja tega disaat-saat ada jenazah kita memanfaatkan, terus ada kata-kata kita itu berbisnis," ujarnya di Pemakaman Covid Cikadut.

Fajar menuturkan, pihaknya tidak pernah melakukan pungli terhadap proses pemakaman jenazah Covid-19.

"Kalau setahu saya yang namanya pungli itu seperti meminta uang tanpa pekerjaan itu pungli, namun kita kan di sini keluar keringat kita bekerja kita mengeluarkan jasa, si ahli waris memberi mungkin memberi dengan rasa ikhlas mungkin itu tidak bisa disebut pungli," katanya.

Load More