SuaraJabar.id - Di tengah pandemi Covid-19, Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) melontarkan wacana bakal menggelar festival santet.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, santet sendiri berarti sihir. Namun Perdunu mengklaim santet beda dengan sihir.
Hal ini diungkapkan Dewan Pembina Perdunu Gus Fahrur Rozi menanggapi rencana Perdunu yang akan menggelar Festival Santet pada bulan suro mendatang.
"Festival Santet ini masih berupa usulan. Kebetulan saya yang mengusulkan," kata Dewan Pembina Perdunu Gus Fahrur Rozi dilansir Times Indonesia-jejaring Suara.com, Selasa (9/2/2021).
Menurut Gus Fahru, ada perbedaan mendasar antara santet dengan sihir. Santet menurut dia merupakan ilmu putih berupa pengasihan atau mahabah dalam istilah agama Islam. Sedangkan sihir merupakan ilmu hitam yang tujuannya untuk mencelakai orang.
"Jadi berbeda. Santet dan sihir itu berbeda. Ini yang akan kita luruskan," kata Gus Fahru.
Gus Fahru yang merupakan pimpinan padepokan di Alas Purwo itu mengaku sering kedatangan tamu dari luar Banyuwangi. Hampir setiap tamu yang datang menanyakan kepadanya terkait santet.
"Jadi kalau ngomong image Banyuwangi sebagai Kota Santet, sampai sekarang masih belum hilang. Namun yang diketahui orang luar, santet itu sama dengan sihir. Itu yang harus kita luruskan," tegasnya.
Kemudian, praktek perdukunan khususnya yang berkonotasi positif, menurut Gus Fahru, sudah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat Banyuwangi. Seperti pengobatan alternatif dan lain sebagainya.
Baca Juga: Diminta Ganti Nama Organisasi, Ini Jawaban Ketua Persatuan Dukun Nusantara
"Kalau kita berbicara kiai, kiai itu tugasnya mengajar ngaji masyarakat. Namun, banyak orang bawa anaknya yang nangis terus tapi tidak keluar air mata, datangnya ke kiai. Ada ibu bawa anaknya yang sudah besar tapi nggak nikah-nikah, datangnya ke kiai," ucapnya.
"Kalau ditinjau dari sisi itu, sebenarnya apa yang dilakukan kiyai sama dengan dukun. Nah inilah yang harus diluruskan. Tidak ada niatnya Perdunu menyakiti orang," imbuh Gus Fahru.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Abshor Purwoharjo itu mengatakan jika ilmu ghaib itu ada dan sebagai muslim harus percaya hal tersebut serta mengimani.
"Jadi hal-hal supranatural itu memang ada. Namun yang harus diperhatikan, semua itu hanyalah pelantaran. Karena semuanya datang dari Allah SWT. Inilah akidah yang akan kita luruskan," tegasnya.
Ketua MUI Banyuwangi, KH Muhammad Yamin mengatakan, mungkin benar istilah santet bagi masyarakat Banyuwangi berbeda dengan sihir. Namun, bagi masyarakat luar Banyuwangi, santet tidak lain adalah sihir.
"Namun secara nasional mereka tidak bisa membedakan santet dan sihir. Apalagi isu santet menjadi isu nasional pada tahun 1998. Ini akhirnya menjadi kontroversi," katanya.
Apalagi MUI sudah dengan tegas mengeluarkan fatwa yang mengharamkan praktek perdukunan. Tentu ini menjadi hal yang kontra produktif.
"MUI sudah mengeluarkan fatwa yang melarang perdukunan," tandas KH Muhammad Yamin.
Berita Terkait
-
Pandawara Temukan Sampah Celana Dalam Dililit Lakban, Santet?
-
Anti Santet! 8 Weton Ini Punya Aura Pelindung Gaib Sejak Lahir Menurut Primbon Jawa
-
Percaya Santet, Pengusaha Haliza Maysuri Sebut Ada yang Ingin Hancurkan Bisnisnya
-
Luna Maya dan Reza Rahadian Main Bareng di Suzzanna Universe: Santet Dosa di Atas Dosa
-
Ngakak! Aurora Ribero dan Kaneishia Yusuf Ungkap Rahasia Sindir Halus di Lokasi Syuting!
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
SMAN 1 Bandung Siapkan 'Senjata' Hadapi Kasasi Sengketa Lahan
-
Ibu Diduga Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri di Bandung
-
Libur Maulid di Puncak: Ratusan Polisi Disiagakan, Skema Ganjil Genap-One Way Berlaku
-
Nabati Group Bertumbuh Bersama Bank Mandiri, Jaga Irama Pertumbuhan Global
-
Kebebasan Akademik di Unisba Terancam? Menteri HAM Datang