SuaraJabar.id - Pemerintah bakal menerapkan kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Bagaimana respon konsumen terhadap kebijakan ini?
Continuum Data Indonesia menyebut, berdasarkan analisis big data yang mereka lakukan, mayoritas konsumen menyambut gembira kebijakan relaksasi PPnBM yang akan mulai berlaku pada Maret 2021 ini.
"72 persen dari konsumen kita yang ada di dalam data yang kita kumpulkan ini menyambut positif kebijakan pajak gratis mobil baru," ujar Big Data Expert Continuum Data Indonesia, Omar Abdillah, dalam diskusi virtual "Apa Kata Konsumen Tentang Gratis Pajak Mobil Baru?" Minggu (22/2/2021).
"Terbukti jika dilihat dari tren sentimen positif hariannya, itu lebih dari 50 persen rata-ratanya," Omar melanjutkan.
Data tersebut diambil dari analisa big data pada pembicaraan di media sosial, khususnya Twitter. Continuum Data Indonesia melihat potensi besar pada media sosial yang erat kaitannya dengan wadah untuk menyampaikan atau mengekspresikan pendapat masyarakat, ataupun menceritakan tentang kondisi mereka.
Data yang ditangkap dari media Twitter tersebut telah disaring untuk mendeteksi cuitan yang berasal dari media dan buzzer free, di mana cuitan yang berasal dari buzzer pemerintah dan oposisi dihilangkan dengan tujuan menemukan cuitan dari masyarakat yang sesungguhnya.
Data dikumpulkan dari 28 Desember 2020 hingga 17 Februari 2021. Sebab, dari pantauan Continuum Data Indonesia pembicaraan tentang pajak gratis mobil baru telah dimulai sejak adanya wacana pada Desember, dan kembali mengalami peningkatan tren pembicaraan pada 11-17 Februari 2021.
Dari 3.000 pembicaraan yang dijadikan analisa tersebut 72 persen yang menyambut positif kebijakan tersebut memiliki pandangan yang beragam.
"Jika dilihat dari perbincangannya, 63 persen dari mereka itu menyambut baik dengan harga mobil baru menjadi lebih murah. Itu topik utama yang diperbincangkan di media sosial terhadap dampak kebijakan ini," kata Omar.
Baca Juga: Nantikan Piala Menpora 2021, Frets Butuan: Buat Ajang Pemanasan
Mereka yang menyambut positif melihat dengan adanya kebijakan tersebut dapat mendongkrak industri otomotif dan lapangan pekerjaan (sebanyak 33 persen). Hal ini tentunya terkait dengan pemulihan ekonomi.
Terakhir, mereka yang setuju dengan kebijakan tersebut juga melihat bahwa langkah pemerintah ini merupakan insentif untuk kelas menengah (sebanyak 4 persen).
Sementara itu, mereka yang tidak sependapat dengan kebijakan pajak gratis mobil baru (61 persen) melihat bahwa kebijakan tersebut berisiko terhadap penurunan pendapatan pajak.
Mereka yang kontra juga melihat kebijakan tersebut menambah kemacetan dan kerusakan lingkungan atau polusi (28 persen), dan mereka juga (11 persen) merasa kebijakan ini terlalu elitis dan diskriminatif hanya untuk kelas menengah.
Dari temuan analisa big data Continuum Data Indonesia didapatkan pula bahwa 85 persen dari pembicaraan berasal dari kota-kota besar, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo dan Semarang. Hal ini, menurut Omar, sejalan dengan kontribusi kota-kota besar terhadap penjualan mobil.
"Media sosial menjadi platform yang reliable untuk mengetahui respons konsumen atau masyarakat terhadap suatu kebijakan, terutama kalau kebijakan ini untuk kalangan menengah, karena media sosial itu memang pemakainya kebanyakan dari mereka adalah kalangan menengah," ujar Omar.
Berita Terkait
-
Klasemen BRI Super League Pekan ke-13 Usai Persib Bandung Disikat Malut United
-
Minus Bojan Hodak, Begini Kondisi Skuat Persib Jelang Lawan MU: Tetap Usung Misi 3 Poin
-
Lalui Perjalanan Tak Biasa ke Kandang MU, Marc Klok Akui Capek tapi Mau Menang
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Rekomendasi Panduan Lengkap Jersey Persib Ori: Cara Membedakan, Jenis dan Harga Terbaru
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027