Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 20 Maret 2021 | 11:09 WIB
Perry Tristianto ketika menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Adaptasi dan Teknologi Kiat UMKM Lokal di Tengah Pandemi' dalam rangkaian puncak perayaan HUT ke-7 Suara.com pada Jumat (19/3/2021).

SuaraJabar.id - Pengusaha kuliner, fashion dan wisata, Perry Tristianto blak-blakan betapa lesunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akibat gempuran pandemi Covid-19. Sempat mendapat omzet Rp 8 miliar per bulan, penghasilan UMKM yang dikelolanya turun drastis selama masa pandemi.

Owner Perisai Group tersebut membongkarnya ketika menjadi pembicara dalam 'Webinar Adaptasi dan Teknologi Kiat UMKM Lokal di Tengah Pandemi' dalam rangkaian puncak perayaan HUT ke-7 Suara.com pada Jumat (19/3/2021).

"Saya dapat duit dari UMKM," ucap Perry mengawali pembicaraannya.

Kemudian, pemilik objek wisata The Great Asia Africa, Farmhouse, Floating Market dan De' Ranch yang berada di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu menceritakan anjloknya omzet para pelaku UMKM yang diakomodir di tempat usahanya.

Baca Juga: Rayakan HUT ke-7, Suara.com Luncurkan BeritaHits.id dan Program Suara UMKM

Sebelum pandemi Covid-19, ungkap Perry, ada sekitar 160 UMKM yang mengadukan nasibnya di tempat usaha miliknya. Omzetnya keleruhuan mencapai Rp 5-8 miliar per bulan.

"Sekarang di musim Covid, kurang lebih tinggal 100 saja, omzetnya Rp 1,5-2 miliar," ungkap Perry.

Kemudian dalam kesempatan tersebut, Perry juga membocorkan kondisi UMKM secara keseluruhan. Sebetulnya, kata dia, produk UMKM lokal sudah bagus. Hanya saja tidak semuanya paham cara memasarkan dan brandingnya.

"Jadi kalau menurut saya UMKM itu tau bikin prodak tapi tidak tau segmen pasar. Kalau kita liat di setiap tempat ada tahu bulat dia jual Rp 500 kadang saya marah. Tapi kalau dia packaging, itu bisa laku Rp 20 ribu," bebernya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga: Dear Tukang Tahu Bulat, Pengusaha Ini Bagikan Tips Jualan Agar Naik Kelas

Load More