SuaraJabar.id - Bencana puting beliung biasanya terjadi dengan sangat cepat. Namun sebenarnya, ada tanda-tanda alam yang dapat dijadikan peringatan akan terjadi angin puting beliung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan, angin puting beliung bisa terjadi di mana saja. Termasuk di kawasan dataran tinggi selama ada proses pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb).
Hal itu ditambah adanya perubahan fungsi lahan pertanian atau pemukiman sehingga proses konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan Cumulonimbus.
"Kondisi musim saat ini kita akan memasuki periode transisi atau pancaroba sehingga fenomena angin puting beliung dan cuaca ekstrem bisa kerap saja terjadi," ungkap Prakirawan cuaca BMKG Bandung, Muhammad Iid saat dihubungi, Senin (29/3/2021).
Baca Juga: Banjir Masih Genangi Perumahan di Pekanbaru, Petugas Bantu Evakuasi
Seperti diketahui, sejumlah rumah di Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung rusak diterjang angin puting beliung pada Minggu (28/3/2021) sore. Bukan hanya rumah, angin kencang itupun merjang pepohonan.
Peristiwa itupun tak luput dari pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Berdasarkan analisis, kecepatan angin yang tercatat di Stasiun Geofisika Bandung pada pukul 15.00 WIB sekitar 28 kilometer/jam.
"Penyebab angin puting beliung yang disertai hujan deras dipengaruhi beberapa faktor," terang Prakirawan cuaca BMKG Bandung, Muhammad Iid saat dihubungi, Senin (29/3/2021).
Ia mengungkapkan, berdasarkan pantauan citra satelit, terdapat pembentukan awan Cb di wilayah Cimenyan sekitar pukul 15.20 WIB. Kemudian kelembapan yang cenderung basah pada ketinggian kurang lebih 3 kilometer diatas permukaan laut mendukung pembentukan awan-awan hujan.
Untuk faktor regional, terang Iid, ada daerah belokan angin (shearline) di Jawa Barat bagian tengah serta adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia.
Baca Juga: Bukan Cuma Ganteng Doang, Kades Agun Pandai Berdayakan Ekonomi Desa
"Seiring akan memasuki periode transisi/pancaroba, ditandai dengan gejala cuaca yang tidak stabil dan adanya perubahan pola angin sehingga potensi hujan yang terjadi bisa disertai kilat/petir dan angin kencang atau angin puting beliung," terang Iid.
Berita Terkait
-
Mengintip Kemegahan Masjid Al Jabbar, Tempat Ibadah yang jadi Salah Satu Wisata Religi di Bandung
-
Media Malaysia: Jordi Amat Diincar 2 Klub Indonesia
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Kontrak di Sabah FC Habis Mei 2025, Saddil Ramdani Dirumorkan Gabung Persib Bandung
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?