SuaraJabar.id - Walhi Jawa Barat menginisiasi kampanye damai memperingati Hari Bumi di persimpangan Jalan Cikapayang, Kota Bandung, Kamis (22/4/2021). Aksi yang digelar serentak di 28 provinsi ini bertajuk Restore Our Earth atau Pulihkan Bumi Kita.
Peserta aksi yang tak lebih dari 20 orang membawa poster pernyataan terkait lingkungan, beberapa membentangkan sejumlah spanduk protes, seperti bertuliskan "Stop PLTU", "PLTU Batubara Mematikan", "Tolak Omnibuslaw" hingga "Pulihkan Jawa Barat".
Manager Pendidikan dan Kaderisasi Walhi Jabar, Haerudinas menyuarakan sejumlah persoalan dari mulai eksploitasi kawasan hijau untuk pertambangan, proyek-proyek nasional yang dinilai tak ramah lingkungan, hingga perampasan lahan atas nama kepentingan publik yang mengabaikan keadalian ekologis maupun hak asasi manusia.
Di lingkup Jabar, Haerudinas menyinggung soal bahaya dari pengolahan energi kotor PLTU Batubara di Indramayu dan Cirebon.
"Dari hasil riset kita di Indramayu, Cirebon, abu hasil pembakaran yang beterbangan yang sangat kecil itu membahayakan manusia dengan radius lima sampai 10 kilometer," katanya.
Dal hal ini, Walhi Jabar mendorong pemerintah harus melaksanakan sekaligus membuat kebijakan energi bersih dan energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Teknologi yang bergantung pada energi fosil seperti halnya pembakaran bensin maupun batubara menghasilkan C02 ke atmosfer. Kondisi ini memicu kenaikan suhu, lalu panas matahari yang masuk ke bumi tak dapat dipantulkan ke luar, terjebak di permukaan bumi, akhirnya memicu efek rumah kaca.
Gilirannya, perubahan iklim tersebut memicu bencana alam yang tak biasa. Antara lain seperti puting beliung, siklon, dan bencana ekologis lainnya. Bencana itu timbul tidak semata karena alam tapi juga peran tangan manusia.
"Seperti angin puting beliung di wilayah Cimenyan, Kabupaten Bandung, itu kan bukan bencana yang sudah ada awalnya, tapi timbul akibat ulah tangan manusia, terjadi pergolakan udara. Ini perubahan iklim," katanya.
Baca Juga: Sejarah Hari Bumi, Diperingati Sejak 1970
Diharapkan, persoalan lingkungan dapat menjadi atensi masyarakat luas. Karenanya, kampanye terbuka semacam yang digelar pihaknya itu menjadi penting.
Dengan kemudahan teknologi masyarakat dapat bersama-sama mengkampanyekan soal desakan perbaikan lingkungan terhadap pemerintah.
"Kebijakan pemerintah itu harus adil lalu kebijakan ruang mereka jangan merampas, baik demi keadilan ekologis atau hak asasi manusia yang ada di wilayah daerah," tutur Haerudinas. [M Dikdik RA/Suara.com]
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Lawan Politik Uang! Pilkades Digital Resmi Bergulir di Karawang dan Indramayu
-
Pengkhianatan Terdalam, Bos Alfamart Heryanto Habisi Nyawa Karyawati Dina di Ruang Tamu Rumahnya
-
Bupati Purwakarta Panggil Langsung Ajudan yang Viral Selingkuh, Ini Pengakuan Y di Depan Om Zein
-
Geger Video Viral! Ajudan Bupati Purwakarta Diduga Selingkuh, Brimob Y Dipulangkan ke Polda Jabar
-
Jalur Utama Cianjur Selatan Terputus Total! Longsor Dahsyat di Cibinong Lumpuhkan Akses Warga