Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 30 April 2021 | 18:40 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Kamanggih, Sumba Timur, NTT. [Dok Feri Latief]

SuaraJabar.id - Energi baru terbarukan seperti matahari, angin, air, panas bumi dan energi penggerak lainnya memiliki prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang. Pasalnya, ketersediaannya akan terus ada sepanjang masa.

Untuk itu, Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil mengatakan peluang ini harus bisa ditangkap oleh generasi muda saat ini.

"Dengan semangat baru, kita harus memikirkan energi terbarukan demi masa yang akan datang," kata Ridwan Kamil saat memberikan sambutan secara virtual pada acara apelatihan Usaha Pemuda Sektor Energi di Era New Normal’ oleh Dewan Energi Mahasiswa Indonesia, Jumat (30/4/2021).

Kang Emil yang juga menjabat sebagai Gubernur Jabar ini mengatakan energi di masa yang akan datang adalah energi terbarukan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Perintahkan Camat Karantina Pemudik di Rumah Angker

Ia mengatakan ketersediaan cadangan akan bahan bakar fosil terus menurun dari tahun ke tahun sedangkan kebutuhan energi untuk pemenuhan kehidupan manusia di muka bumi terus meningkat.

"Transisi energi mutlak dilakukan demi masa depan," kata dia.

Menurut dia, peluang akan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) harus mulai dibangun, mengingat akan terus ada ketersediaannya sepanjang masa selama masih ada matahari, angin, air, panas bumi dan energi penggerak lainnya.

Kang Emil menyampaikan study dari Standford University bahwa kemandirian energi dengan memulai transisi energi yang mulai digaungkan dari tidak terbarukan menjadi energi terbarukan bisa terwujud pada 2050 mendatang.

Ia mengatakan yang dimaksud memanfaatkan peluang di energi terbarukan adalah memaksimalkan proses alam yang berkelanjutan seperti energi air, matahari, angin dan sumber energi bergerak lainnya.

Baca Juga: Victor Wirawan, Bos Baran Energy yang Dulunya Penjual Ikan

“Saya optimis kemandirian energi dengan energi terbarukan bisa dicapai. Saat ini masih dalam proses transisi sehingga kita harus melakukan langkah awal. Karena di situlah peluang bisnis untuk pemuda ini banyak sekali. Mari kita bersemangat memanfaatkan peluang tersebut, bahkan bisa menjadi sumber profesi atau sumber karir baru,” kata Kang Emil.

ADPMET bisa menjadi wadah bagi mereka yang ingin memulai menangkap peluang untuk kemandirian energi di masa yang akan datang, baik untuk skala kecil atau besar.

Kampung adat di Desa Sinaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi bisa menjadi contoh satu di antaranya. Sejak 2017, masyarakat kampung tersebut sudah bisa menikmati listrik melalui tenaga air sungai yang dikembangkan secara mandiri.

“Kami punya organisasi ADPMET. Itu kita punya komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jadi nanti bikin mobil listrik, solar cell ya pemuda-pemuda indonesia. Seperti adanya kampung adat di Jawa Barat karena bisa memanfaatkan aliran sungai, desanya dengan mikrohidro bisa mandiri secara energi. Itu yang harus kita hadirkan kepada Jawa Barat kepada Anda semua pemuda untuk masa depan,” kata Kang Emil.

Sementara itu Direktur Utama MUJ Begin Troys mengakui, pemahaman pada generasi muda terhadap sektor energi harus terus dilakukan terlebih mereka merupakan penerima tongkat estafet penerima sektor strategis ini.

Begin mengatakan dua aspek saat akan terjun di sektor energi yakni regulasi dan komersial harus dibekali karena dalam pengelolaan energi, meskipun secara teknikal dapat dilakukan, tapi tidak memenuhi unsur regulasi danbkomersial, program tidak akan berjalan.

“Maka masih banyak PR pengelolaan energi yang terdapat di setiap daerah, sehingga sangat penting, percepatan transfer pemahaman dalam pengelolaan tidak hanya dilakukan secara dini kepada pemuda, namun juga secara merata di setiap daerah dan melibatkan banyak pihak,” kaanya.

Begin yang sudah menduduki jabatan Direktur Utama di BUMD MUJ sejak 2014 memberikan pemahaman kepada peserta tentang urgensi ketahanan, kedaulatan dan kemandirian sektor energi di daerah terutama potensi usaha sektor energi Migas dan Energi Terbarukan di Indonesia dari aspek peraturan.

“Kita juga mendorong peserta untuk menjalin interaksi dan melakukan sinergi dengan Pemerintah Daerah atau BUMD dalam menjalankan program usaha,” kata Begin. [Antara]

Load More