Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 10 Mei 2021 | 15:04 WIB
Ratusan santri saat razia miras di Cafe Baper, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Minggu (9/5/2021) malam. [HR Online]

SuaraJabar.id - Sebuah kafe di Kabupaten Ciamis digeruduk oleh ratusan santri. Mereka geram lantaran kafe tersebut berani menjual minuman beralkohol atau miras di bulan suci Ramadhan ini.

Ratusan santri itu tergabung dalam Aliansi Forum Santri Banjarsari di bawah pimpinan Ustaz Asep Sobur.

Kafe yang mereka geruduk bernama Cafe Baper yang berada di Dusun Neglasari, Desa/Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Mereka mendatangi kafe itu pada Minggu (9/5/2021).

“Kami dari Aliansi Forum santri Banjarsari sengaja datang ke cafe ini untuk mengingatkan agar pemilik cafe ini tidak menjual miras. Kita bukan melarang usaha, namun untuk jualan miras jelas kami akan bertindak,” kata UAS.

Baca Juga: Bela Gus Miftah, Abu Janda Rela Masuk Neraka Asal Tidak Ada UAS

UAS mengatakan, kafe tersebut sebelumnya juga sudah ia peringati agar tidak menjual miras dan membuat pengunjung mengonsumsi minuman beralkohol di lokasi. Namun pengelola kafe tidak pernah mengindahkannya.

“Razia ini untuk yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya kami bersama pemerintah desa pernah mendatangi dan mengingatkan pemilik kafe. Namun sayang, makin ke sini makin berani, bahkan cafe ini buka hingga larut malam, katanya.

Menurut UAS gara-gara kafe buka sampai larut malam akibatnya sangat mengganggu ketentraman lingkungan padat penduduk.

“Seperti halnya malam tadi, kami mendapatkan laporan warga jika di Cafe Baper dipadati pengunjung dan minum minuman keras di lokasi. Selain itu, alunan live musik menambah kebisingan suasana. Terlebih beberapa malam terakhir kerap terjadi perkelahian di kafe tersebut,” terangnya.

Karena itu, lanjut UAS, pihaknya sengaja melakukan aksi tersebut untuk memberikan pelajaran terhadap pemilik kafe.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Karawang Senin 10 Mei 2021

“Aksi ini sebagai bentuk kekesalan kami yang selama ini telah bersabar, namun karena kerap terjadi kejadian yang mengganggu kamtibmas, maka kami harus turun tangan dan memberikan pelajaran sebagai shock terapi,” ungkapnya.

Saat razia miras di Cafe Baper tersebut, para santri menemukan sepuluh botol bir.

“Hanya sepuluh botol bir yang ada di lokasi. Kami menduga aksi kami sebelumnya telah ada yang membocorkannya,” jelasnya.

Pantauan di lapangan, sempat terjadi ketegangan saat santri razia miras di kafe. Apalagi saat pemilik kafe mengelak dan mengaku tidak menjual miras.

Beruntung aparat dari Kepolisian dan TNI berhasil meredam emosi massa. Namun, untuk melampiaskan emosinya, para santri ini tidak mengizinkan aparat untuk mengamankan botol miras, mereka pun memilih untuk memecahkannya di lokasi kafe.

Load More