SuaraJabar.id - Jagat maya dihebohkan oleh cerita seorang pengguna Twitter @mbaupeh yang mengisahkan rekan kakaknya yang harus memakamkan sendiri jenazah ayahnya yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Berdasarkan infromasi yang dihimpun, cerita yang diunggah pengguna Twitter tersebut terjadi Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun, infomasi yang viral di dunia maya tersebut ternyata berbeda dengan pengakuan warga sekitar.
Humas RW setempat, Ustadz Dadan Supardan menjelaskan, pada Minggu (20/6/2021) dirinya dihubungi Ketua RT setempat untuk menyediakan ambulan untuk membawa warga yang berinisial M. Kemudian ia menghubungi pihak desa.
"Saya habis ada kegiatan saya langsung ke rumah. Saya tanya ke Ketua RT-nya, katanya COVID-19. Masyarakat saat itu menganggap belum meninggal dan disangka masyarakat dicovidkan karena anak dan istrinya sudah positif," ungkap Dadan saat di konfirmasi Suara.com, Rabu (23/6/2021).
Pihak desa kemudian mengkonfirmasi bahwa pemakaian ambulan harus sesuai izin Kepala Desa. Kemudian Kepala Desa setempat pun mengizinkan penggunaan ambulan tersebut namun tidak disertakan sopirnya.
"Saya manggil temen untuk jadi sopirnya, kita ke rumah duka," ucapnya.
Namun ketika tengah menunggu ambulan di rumah duka, Dadan mendengar suara tangisan dari dalam rumah. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), ia masuk ke lantai dua rumah tersebut. Kondisi almarhum saat itu disebut sudah kritis.
"Saya menenangkan keluarganya. Sampai akhirnya awal ada napas. Lama-lama udah gitu gak ada (meninggal). Ambulans datang, cuma udah gak tertolong," bebernya.
Kemudian dari pihak desa berkoordinasi dengan salah satu rumah sakit untuk pengurusan jenazah. Saat itu memang almarhum menurut Dadan belum dites sehingga tidak diketahui apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Baca Juga: Anies: Wisma Atlet untuk Pasien COVID-19 Bergejala, Rusun Nagrak Tanpa Gejala
Namun istri dan anaknya memang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga mereka sekeluarga harus menjalani isolasi. Saat itu, Dadan mulai berpikir bagaimana caranya menurunkan jenazah dari atas ke bawah.
Kemudian keluarga mulai berdatangan. Termasuk anaknya satu lagi yang tak tinggal di rumah tersebut. Namun dari pihak rumah sakit yang akan mengurus jenazah tak kunjung datang.
"Ada juga adik istrinya sudah kesel pengen segera beres. Akhirnya nunggu udah jelang dzuhur. Kita usaha diturunkan kita menggunakan bambu dan kayu dan sarung. Diiket sehingga bisa digotong," terangnya.
Saat itu, masyarakat memang khawatir dan menyangka jenazah positif COVID-19. Namun, masih ada warga yang bersedia membantu untuk menurunkan jenazah ke tempat pemandian. Kemudian, Dadan mencoba untuk mengkonfirmasi lagi ke pihak desa terkait kedatangan dari pihak rumah sakit.
"Tapi gak jelas mau jam berapa. Akhirnya saya Bismillah kita lanjut pakai APD komplit, saya ikut memandikan sama adik istrinya dan anak laki dan ibunya. Saya yang atur dibantu keluarga (mengkafani). Selesai kita mandikan jam 2 (siang) sudah selesai, kita salatkan," ujar Dadan.
Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, jenazah dikebumikan tanpa menggunakan protokol pemakaman COVID-19. Warga tersebut dikebumikan seperti biasanya sebab belum diketahui apakah positif atau tidak.
"Karena ini posisinya belum dinyatakan positif karena belum swab, seperti biasa saja," ujarnya.
Jadi, tegas Dadan, informasi yang viral di Twitter bahwa jenazah dikuburkan hanya oleh keluarganya itu tidak benar. Sebab, pengurus RT, RW dan masyarakat ada yang membantu meski diselimuti rasa kekhawatiran.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Tersangka Korupsi Masker Covid-19, Eks Wabup Sumbawa Bakal Ditahan Polisi Hari Ini?
-
Palu Banding Lebih Berat: Vonis Koruptor APD Kemenkes Budi Sylvana Naik Jadi 4 Tahun Penjara
-
CEK FAKTA: Heboh Video Indonesia Pamer Nuklir, Asli atau Tipuan AI?
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Analisis Pengamat: Kepala Daerah Pro-Jokowi Dukung Bendera One Piece, Sinyal Politik?
-
Aib Super League: Empat Klub Kompak Nunggak Gaji Rp 4,3 Miliar!
-
Jadwal Pekan 1 BRI Super League: Duel Panas dan Ambisi Tim Promosi
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
Terkini
-
Bom Waktu Itu Akhirnya Meledak! Bukan Cuma Hujan, Saluran Air Rusak Jadi Biang Kerok Bencana
-
Cipanas Diterjang Bencana: Puluhan Rumah Terdampak Banjir dan Longsor, Akses Jalan Desa Putus Total
-
Wacana Dedi Mulyadi Guncang Dunia Kerja: Siapkah Pengusaha dan Karyawan Jika UMK Dihapus?
-
Sukses di Sukabumi, TPA Cimenteng Jadi Pilot Project Pengolahan Sampah Modern di Jawa Barat
-
Babak Baru Korupsi PJU Cianjur: Pelaksana Proyek Jadi Tersangka, Jaksa Beri Sinyal Ada Nama Lain