Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 01 Juli 2021 | 16:31 WIB
ILUSTRASI-Butiran es sebesar biji kelereng menghantam jalan raya di Jalan Laswi, Ciparay, Kabupaten Bandung, Kamis (17/6/2021) siang. [Tangkapan Layar Instagram @Infojawabarat]

SuaraJabar.id - Sejumlah wilayah di Kota Cimahi diguyur hujan es pada Kamis (1/7/2021). Fenomena hujan es itupun diabadikan warga.

Salah satunya Ririn Nur Febriani (36), warga Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Menurutnya hujan turun sejak pukul 14.00 WIB.

"Hujan esnya itu pukul 14.20 WIB. Sekitar 5 menitan ada hujan esnya," tutur Ririn.

Hingga saat ini, kata dia, hujan masih mengguyur wilayahnya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Sumut Hujan Sore dan Malam Hari

"Hujannya masih sampai saat ini. Tapi hujan esnya udahan. Deras hujannya, rumah saya aja hampir kebanjiran," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu membenarkan adanya hujan es yang terjadi di wilayah Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berdasarkan analisa, fenomena tersebut dikarenakan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus atau Cb dengan sifat super cell yang terpantau melalui satelit dan radar mulai pukul 14.04 AIB hingga 14.48 AIB.

"Awan Cb supercell tersebut terus tumbuh hingga mencapai suhu puncak awan antara -69 hingga -75 derajat Celcius (> 8 km vertikal). Oleh karena ketinggian awan Cb sudah melewati freezing level (5 km), dan ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi (faktor lokal)," jelas terang Ayu, sapaan Teguh Rahayu.

Selain itu, terpantau juga kekuatan updraft tinggi yang disebabkan labilitas atmosfer lokal sekitar Bandung (K index 37, lifting index -3). Maka butir air yang terkondensasi di bagian vault di atas freezing level menjadi butiran es yg cukup besar

Baca Juga: Lockdown IGD, RSUD Cibabat Tak Mau Ada Pasien Meninggal karena Kekurangan Oksigen

"Sehingga karena gaya gravitasi dan berat butiran itu sendiri, akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan lebat dan hail (butiran es), juga disertai angin kencang dan kilat/petir," terangnya.

Ayu melanjutkan, fenomena seperti ini biasa terjadi pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Sebab selain masih memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, wilayah Bandung Raya juga memiliki kondisi atmosfer yang tidak stabil.

Untuk itu, BMKG mengimbau bagi masyarakat yang sedang berada di luar gedung atau dalam perjalanan, apabila menjumpai pertumbuhan awan Cb dengan ciri wilayah sekitar gelap, disertai suara gemuruh petir, dan angin kencang, diharapkan agar segera menepi dan mencari gedung untuk berlindung.

"Hindari berlindung di bawah pohon atau tempat terbuka lainnya. Dan selalu memantau update kondisi cuaca dan iklim melalui sumber terpercaya seperti BMKG, BNPB/BPBD, BASARNAS, dan lembaga pemerintah lain terkait," imbuh Ayu.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More