SuaraJabar.id - Para pedagang non-bahan penting yang berjualan di Pasar Semimodern Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menolak rencana pelarangan beroperasi setelah turunnya surat edaran Satgas penanganan Covid-19 nomor 003/283/VII-Sekret.
"Awalnya pedagang yang menjual bukan bahan pokok untuk masyarakat masih bisa berjualan hingga pukul 16.00 WIB. Namun setelah adanya surat edaran tersebut menyebutkan bahwa pedagang non-bahan pokok ditiadakan, sehingga selama pelaksanaan PPKM Darurat ini mereka tidak boleh beroperasi yang menimbulkan penolakan," kata Ketua Persatuan Warga Pasar Semimodern Palabuhanratu Maidini di Sukabumi, Rabu (14/7/2021).
Menurut dia, pihaknya mendukung upaya pemerintah melakukan berbagai pencegahan penyebaran Covid-19 yang salah satunya pembatasan jam operasional hingga jumlah kunjungan. Untuk pedagang yang berjualan bahan pokok diizinkan beroperasi hingga pukul 20.00 WIB dan non-bahan pokok sampai pukul 16.00 WIB.
Namun seiring adanya surat edaran tersebut di mana menyebutkan bahwa pedagang yang berjulan bukan bahan pokok ditiadakan atau dengan kata lain dilarang beroperasi, menimbulkan reaksi dan kemarahan.
Tentunya ini harus ditindaklanjuti, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebab, jika mengharuskan dilakukan penutupan tentu harus ada solusinya jangan hanya sebatas menutup atau melarang tanpa ada solusi.
"Pendapatan pedagang yang terus menurun akibat pandemi Covid-19 ditambah sekarang ada rencana penutupan, akan menambah beban ekonomi para pedagang di masa sulit seperti ini. Jika alasannya protokol kesehatan pedagang pun sudah mematuhinya, kami minta ada solusi untuk para pedagang non-bahan pokok agar tetap bisa beroperasi," tambahnya.
Maidin mengatakan pihaknya juga akan mengambil langkah koordinasi dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan untuk mencari solusi, jangan sampai malah menimbulkan permasalahan.
Dalam surat edaran tersebut, rencana penutupan dilakukan dari 15 Juli sampai 20 Juli 2021. Ia menyebukan pedagang non-bahan pokok yang berada di pasar bukanlah pertokoan, seharusnya pedagang pasar tidak terkena imbasnya.
Pihaknya juga berharap ada kebijaksaan agar pedagang non-bahan pokok yang ada di pasar tetap bisa menjalankan usahanya. Supaya roda ekonomi tetap bisa berputar dan masyarakat yang berbelanja ke pasar tidak selalu membeli bahan pokok, ada juga barang non-bahan pokok seperti buku, seragam dan lainnnya karena sekarang sudah masuk tahun ajaran baru. (Antara)
Baca Juga: Waspada! Gelombang Laut Selatan Sukabumi Capai Enam Meter
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
SMAN 1 Bandung Siapkan 'Senjata' Hadapi Kasasi Sengketa Lahan
-
Ibu Diduga Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri di Bandung
-
Libur Maulid di Puncak: Ratusan Polisi Disiagakan, Skema Ganjil Genap-One Way Berlaku
-
Nabati Group Bertumbuh Bersama Bank Mandiri, Jaga Irama Pertumbuhan Global
-
Kebebasan Akademik di Unisba Terancam? Menteri HAM Datang