Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 21 Juli 2021 | 15:51 WIB
Massa aksi tolak PPKM Darurat memblokade Jalan Dago, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Putra, salah seorang pedagang di Bandung Elektronik Center (BEC) merasa harus menyuarakan aspirasinya.

Ia ikut turun ke jalan bersama ratusan massa yang menentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Massa mengepung kawasa Pemkot Bandung, Jalan Wastukencana dan sempat melakukannya blokade jalan di Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).

Selain dari kalangan pedagang, aksi sejak pagi itu juga diikuti mahasiswa dan driver ojek online.

Baca Juga: Ketua Satgas IDI Sebut Pasien Covid-19 Belum Turun Signifikan, RS Masih Penuh

Putra pun menyuarakan keluh kesahnya akibat dampak PPKM Darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli 2021. Ia tak bisa berjualan lantaran kebijakan yang mengharuskan mal ditutup.

"Kami sangat dirugikan sebagai pedagang," ucap Putra di sela aksi tolak PPKM Darurat.

Menurut Putra, tidak ada solusi yang dihadirkan dalam PPKM Darurat untuk pedagang seperti dirinya.

Artinya, kata dia, kebijakan pemerintahan Joko Widodo bersama para jajaran kabinetnya ini tidak efektif dan cenderung merugikan masyarakat menengah ke bawah.

"Saya mewakili pedagang BEC, menyatakan PPKM Darurat tidak efektif, dan merugikan," ucap Putra.

Baca Juga: Kota Pontianak PPKM Level 4, Lokasi Pemicu Kerumunan Diawasi Ketat

Ia melanjutkan, betapa sulitnya dirinya memenuhi kebutuhan keluarganya lantaran tidak ada pemasukan selama PPKM Darurat.

Padahal, berdagang adalah usaha satu-satunya untuk mendapatkan pundi-pundi uang.

Bahkan ia tak kuasa menahan tangis ketika mengingat betapa sulitnya ia memenuhi keinginan anaknya yang tak bisa dipenuhi. Kondisi keuangannya sulit ketika PPKM Darurat diberlakukan.

‎"Anak nangis, minta duit 5 ribu juga susah," ucapnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More