SuaraJabar.id - Sebanyak 1.120 pasien COVID-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia selama masa pandemi ini.
Dari catatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Garut, kasus kematian 1.120 orang itu dari jumlah total terkonfirmasi positif sebanyak 23.408 kasus.
Humas Satgas COVID-19 Garut Yeni Yunita mengatakan, hasil laporan terbaru pada Senin (2/8/2021) tercatat kasus kematiannya sebanyak tiga orang, jadi angkanya bertambah menjadi 1.120 orang pasien COVID-19 yang meninggal dunia.
"Telah dilaporkan kasus konfirmasi positif COVID-19 meninggal dunia sebanyak tiga orang," katanya dikutip dari Antara, Selasa (3/8/2021).
Ia menyampaikan hasil penelusuran tim Satgas COVID-19 di lapangan masih menemukan kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19, meski begitu kasusnya lebih sedikit dibandingkan sebelum Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.
Laporan terbaru, Senin (2/8/2021), tercatat hasil pelacakan dan pemeriksaan kesehatan melalui tes usap hanya ditemukan 13 orang, dibandingkan laporan harian sebelumnya lebih banyak, bahkan lebih dari 100 kasus.
Sedangkan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang telah selesai menjalani isolasi mandiri maupun di rumah sakit hingga dinyatakan sembuh sebanyak 86 orang.
Secara keseluruhan berdasarkan laporan Satgas Penanganan COVID-19 Garut kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Garut sudah mencapai 23.408 kasus terdiri dari 421 kasus isolasi mandiri, 152 kasus isolasi di rumah sakit, 21.715 kasus sudah dinyatakan sembuh, dan 1.120 kasus meninggal dunia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan banyak pasien Covid-19 yang meninggal karena telat dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Sejarah Ivermectin: Awalnya untuk Hewan Kini Dipakai Pasien Covid-19
Budi menyebut jika dulu pasien banyak meninggal di ruang ICU, saat ini pasien meninggal banyak terjadi di pintu masuk pertama rumah sakit yaitu ruang IGD.
"Sebagian besar karena saturasinya pada saat masuk sudah rendah sekali, jadi kelihatan sekali jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi saturasinya sudah di bawah 90 itu banyak sekali," kata Budi dalam Budi dalam jumpa pers virtual, Senin (2/8/2021).
Dia juga menyebut stigma Covid-19 di masyarakat turut mempengaruhi, banyak pasien enggan dibawa ke rumah sakit padahal kondisinya sudah memburuk akibat pengobatan saat isolasi mandiri yang tidak maksimal.
Berita Terkait
-
Wagub Surya Bersama Menkes Groundbreaking RSUD Pratama Nias Barat
-
Korupsi Dana Desa untuk Senang-senang, Kades Sukasenang Ditahan Jaksa
-
Mantan Pejabat Kemenkes Divonis 3 Tahun Penjara, Jaksa KPK Ajukan Banding
-
Pulang dari Mekkah, Jemaah Haji Diminta Waspada dengan Gejala Covid-19
-
Hasil Cek Kesehatan Gratis, Anak Muda Rentan Diabetes dan Hipertensi yang Sebabkan Stroke
Terpopuler
- Moto G96 5G Resmi Rilis, HP 5G Murah Motorola Ini Bawa Layar Curved
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Misteri Panggilan Telepon Terakhir Diplomat Arya Daru Pangayunan yang Tewas Dilakban
- 7 HP Infinix Rp1 Jutaan Terbaik Juli 2025, Ada yang Kameranya 108 MP
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Juli: Ada Pemain OVR Tinggi dan Gems
Pilihan
-
Kevin Diks Berada di Situasi Tak Enak, CEO Gladbach Kasih Peringatan
-
Sikap Profesional di Balik Cedera Ole Romeny di Piala Presiden 2025
-
7 Fakta Menyentuh Arya Daru Pangayunan, Diplomat Muda Cemerlang yang Wafat Misterius
-
Utang Emiten Milik Adik Prabowo Bengkak 57,8 Persen
-
Emiten Kebab Baba Rafi Terjerat Utang Pinjol Rp2 Miliar
Terkini
-
BRI Perkuat Reputasi Global, Pimpin Daftar Bank Terbaik di Indonesia
-
Fakta Kelam Gadis 16 Tahun di Cianjur: 4 Hari Disekap, Digilir 12 Pria, Pelaku Termasuk Pelajar
-
BRI Perkuat Pendanaan Jangka Panjang Lewat Fokus pada Dana Murah
-
Duh!Lisa Mariana Dipanggil Polda Jabar, Telusuri Dugaan Video Syur dengan Pria Bertato
-
Janji Tinggal Janji? Tumpukan Sampah di Pasar Sukanagara Cianjur Jadi Bukti