Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 03 Agustus 2021 | 11:49 WIB
Ratusan hingga ribuan kelalawar bersarang di atap gedung sebuah sekolah di Cianjur. [Cianjur Today]

SuaraJabar.id - Diduga akibat tak ada kegiatan belajar mengajar atau KBM sejak lama, sebuah sekolah di Cianjur malah dijadikan sarang oleh gerombolan kelelawar.

Ratusan hingga ribuan kelelawar tersebut bersarang di gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Haurwangi yang berada di Kampung Raksabala, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Mereka dikabarkan menetap menetap di atap bangunan ruang kepala sekolah dan guru sejak beberapa tahun lalu. Namun jumlahnya bertambah banyak dalam beberapa waktu ini.

Hewan itu setiap petang sekitar pukul 17.00 Wib keluar melalui lubang angin atap bangunan untuk mencari makanan.

Baca Juga: Waduh, Sudah Dua Pekan Stok Vaksin di Cianjur Kosong

Tokoh Masyarakat Haurwangi, Endang Kohar Efendi (55) menjelaskan, gerombolan kelelawar yang bersarang di SMPN 1 Haurwangi memang sejak dulu sudah ada. Namun dulu tidak sebanyak seperti saat ini.

“Sulit dihitung dengan jari, karena bila sudah keluar dari sarangnya itu terlihat banyak. Keluar jam 17.00 Wib dan berhentinya sekitar 18,30 Wib. Tiap keluar menjadi tontonan warga sekitar,” ujarnya dikutip dari Cianjur Today-jejaring Suara.com, Senin (2/8/2021).

Ia meneruskan, sejak dulu ketika masih ada bangunan peninggalan Belanda, sekolah itu sudah dijadikan tempat bersarang kelelawar dan burung gereja.

Kini keberadaan kelalawar semakin banyak sejak tidak adanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.

“Gerombolannya cukup banyak, ketika terbang keluar mencari makanan terlihat hitam pekat berjalan cepat,” tambahnya.

Baca Juga: Warga Cianjur Diminta Waspada Gelombang Tinggi Pantai Apra

Sementara itu Kepala SMPN 1 Haurwangi, Emod menambahkan, bau kotoran kelalawar di atas bangunan ruang guru dan kepala sekolah kerap terhirup.

Berbagai upaya sudah dilakukan pihak sekolah seperti penyemprotan dengan pestisida, diasap, dan diusir secara spiritual. Namun setelah hilang beberapa hari kelelawar datang lagi bahkan semakin banyak.

“Sangat mengganggu kenyamanan bekerja, karena selain bau tak sedap juga takut ambruk seketika, karena atapnya penuh dengan kotoran kelelawar,” pungkasnya.

Load More