Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 12 Agustus 2021 | 19:56 WIB
Warung di pinggir pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, dibongkar pemiliknya guna menghindari terbawa gelombang yang masih tinggi, Kamis (12/8/2021). [ANTARA FOTO/Ahmad Fikri]

SuaraJabar.id - Warga Cianjur Selatan yang menggantungkan hidup dari membuka warung di sisi pantai kini tengah mengalami masa sulit.

Sejak PPKM Darurat diberlakukan pada 2 Juli 2021 lalu, pantai selatan di Cianjur seperti objek wisata lainnya, ditutup untuk pengunjung.

Usai menghadapi sepi pembeli, mereka kini dihadapkan pada ancaman gelombang laut dan abrasi pantai.

Pemilik warung di pinggir pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, terpaksa membongkar warung mereka agar tidak rusak dihantam gelombang dan abrasi yang terus meluas di sepanjang pantai tersebut, akibat gelombang tinggi yang masih terjadi.

Baca Juga: Sudah Tak Ada Penyekatan, Wagub DKI: STRP Masih Berlaku

Pemilik warung di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Ruhiyat mengatakan sebagian besar pemilik warung pinggir pantai yang selama tiga bulan terakhir berhenti berjualan, memilih membongkar warung agar tidak rusak terbawa gelombang atau ambruk tergerus abrasi.

"Sekitar 35 orang pemilik warung terpaksa membongkar sendiri, agar materialnya masih bisa dipakai lagi kalau gelombang normal dan wisatawan kembali berdatangan. Sejak tiga bulan terakhir, kami sudah tidak berjualan terlebih selama PPKM, " katanya dikutip dari Antara, Kamis (12/8/2021).

Ia menjelaskan, selama pandemi, pedagang di pantai selatan tidak dapat berjualan normal karena berbagai pembatasan, terlebih sejak satu bulan terakhir, pantai tidak dibuka karena pembatasan sosial yang kembali diperpanjang. Sehingga pedagang memilih alih profesi sebagai buruh kasar dan kuli tani.

Sehingga mereka berharap mendapat bantuan dari pemerintah, untuk membangun kembali usaha atau bantuan layaknya warga lainnya yang terdampak PPKM.

Pasalnya selama ini, mereka yang berjualan, tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah mulia dari daerah hingga pusat.

Baca Juga: Banjir Rob Hantam Pantai Selatan Malang, Gelombang Tinggi Capai 6 Meter

"Belum pernah mendapat bantuan, harapan kami ke depan, dapat bantuan modal untuk membuka usaha kembali," katanya.

Hal senada terucap dari pemilik warung lainnya, berharap PPKM segera usai, mereka dapat kembali berjualan seperti biasa, namun untuk saat ini, mereka terpaksa membongkar warungnya agar tidak terbawa gelombang.

Selama pandemi, minimnya wisatawan yang datang, membuat modal yang dimiliki selama ini, habis untuk biaya sehari-hari.

"Kalau PPKM usai, wisatawan kembali ramai, kami berharap ekonomi kembali pulih. Kami berharap bantuan modal dari pemerintah agar dapat berjualan kembali. Kami membongkar warung agar tidak terbawa gelombang, nanti materialnya dapat dipakai membangun kembali," kata Sumiati pemilik warung lainnya.

Sementara Pemkab Cianjur, akan membantu nelayan dan pedagang di Pantai Cianjur selatan, dalam mengembangkan usahanya, termasuk menyiapkan berbagai ajang promosi setelah pandemi usai.

Namun untuk saat ini, mereka diminta untuk bersabar karena pemerintah masih fokus menanggani COVID-19.

"Kalau pandemi usai, pemerintah akan fokus memulihkan ekonomi, termasuk di wilayah selatan, selain memberikan bantuan modal dengan bunga ringan, kami akan siapkan ajang promosi serta pelatihan bagi nelayan dan keluarganya, termasuk memberikan pelatihan budidaya dan promosi lewat internet," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman.

Load More