SuaraJabar.id - Youtuber Arief Muhammad mengatakan, tren ikoy-ikoyan yang ia populerkan saat ini dalam kondisi tak terkendali.
Hal itu diungkapkan Arief Muhammad dalam konten YouTube bersama Denny Sumargo. Ia mengaku menyayangkan adanya beberapa followers yang menyebabkan tren ini menjadi tak terkendali
"Pertama jadi spam banget, jadi annoying, jadi kayak mengemis. Padahal gue berkali-kali bilang jangan ngemis. Karena nggak bakal gue kasih. Jangan bikin cerita-cerita sedih, bohong dan lebay. Santai saja. Gue nggak kemana-mana," kata Arief Muhammad dikutip dari Antara, Kamis (12/8/2021).
"Gue nggak peduli juga, gue bikin ini bukan untuk tren juga. Gue kepengin aja main berbagi kepada followers," ungkap Arief Muhammad menanggapi tren ikoy-ikoyan.
Menanggapi tren dan fenomena ini, Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto menilai tren aksi "ikoy-ikoyan" yang dipopulerkan oleh Arief Muhammad di media sosial bisa menimbulkan efek kebiasaan.
Di mana kata dia, setiap kesulitan diatasi dengan meminta bantuan kepada orang lain tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Oleh sebab itu, tren tersebut harus disikapi dengan bijak.
"Berbagi pada dasarnya adalah hal yang baik sebagai makhluk sosial. Namun kita sudah diajarkan sejak kecil bahwa kita tidak seharusnya memamerkan hal tersebut," kata Kasandra.
Ikoy-Ikoyan sendiri adalah sebutan untuk hadiah yang diberikan kepada para followers yang mengirim DM maupun komentar unik dan lucu di akun Instagram influencer tersebut.
Namun belakangan ini, tren ikoy-ikoyan tersebut pun semakin ramai dan tersebar. Pasalnya, masyarakat pun tak hanya meminta 'hadiah' kepada Arief Muhammad melainkan beberapa artis maupun influencer.
Baca Juga: Viral Eks Preman Jogja Sujud dan Ucap Takbir Usai Dihadiahi Motor, Sikapnya Banjir Pujian
Pada sebagian orang, berbagi bisa saja menjadi bagian dari strategi marketing, kata Kasandra.
"Sebagai imbal jasa atas apa yang dilakukan orang lain, ada yang membuat menjadi tenar, menambah followers dan membangun image positif dan atau membeli kesetiaan," katanya memberikan contoh.
Menurut Kasandra, tren ikoy-ikoyan itu tergantung dari motif dan cara untuk melakukannya. Sebab, hal ini akan merefleksikan profil psikologis, baik inteligensi dan kepribadian seseorang.
"Dengan meyakini prinsip law of attraction, kita akan memetik apa yang kita tanamkan. Berbagi karena pamrih, atau memang karena mengasihi sesama," ujarnya.
Selain Kasandra, Psikolog dan founder dari Klinik Psikologi Ruang Tubuh Irma Gustiana A, M.Psi mengatakan bahwa sebaiknya tren ini tidak menjadi kebiasaan di masyarakat.
"Tapi ini nggak boleh jadi kebiasaan sih sebenarnya ya. Jadi artinya kalau memang si influencer atau selebgram ingin menolong ya menolonglah dengan cara yang mungkin proporsional, yang tepat, sehingga tidak salah sasaran," kata Irma.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital
-
Tren Wall Friction di TikTok Bikin Benda Nempel di Dinding, Ini Faktanya
-
Saat Sekolah Jadi Ajang Konten: Tren Makeup di Kalangan Pelajar Tuai Pro Kontra
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
5 Spot Wisata Hits untuk Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025 di Cianjur
-
Dulu Meresahkan, Kini Joki Puncak Bogor Direkrut Polisi Jadi Pasukan Khusus Libur Nataru
-
Dedi Mulyadi Setop Izin Perumahan, Rudy Susmanto: Tak Bisa Serta-merta Dilakukan
-
Anggota DPD RI Apresiasi Danantara Akuisisi Hotel dan Real Estate di Makkah
-
Hingga 18 Desember 2025, BRI Group Telah Laksanakan 40 Aksi Tanggap Darurat di Daerah Bencana