SuaraJabar.id - Musim kemarau telah tiba. Situ Ciburuy di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pun mulai menyusut hingga mulai terlihat bagian dasarnya.
Situ yang dibuat tahun 1800-an oleh seorang menir Belanda bernama Bempi atas titah Ratu Belanda Wilhemina seluas 25 hektare itupun dimanfaatkan warga sekitar menjadi sarana bercocok tanam dan bermain bola bagi anak-anak.
Salah seorang tokoh pemuda sekitar, Cecep mengatakan, air Situ Ciburuy mulai menyusut sejak enam bulan lalu.
Warga pun memnafaatkannya untuk berbagai aktifitas seperti bercocok tanam hingga bermain bola.
"Seperti buat 17 Agustusan kemarin, alhamdulillah lapangnya berguna. Kita gelar lomba anak-anak di situ, termasuk sepakbola anak sama ibu-ibu. Yang penting kan manfaatnya," kata Cecep kepada Suara.com pada Rabu (18/8/2021).
Seperti yang terlihat belum lama ini. Sejumlah anak terlihat asyik dan ceria bermain bola di Situ Ciburuy.
Di belakang gawang, masih ada air yang kerap dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari ikan.
padahal dalam lirik sebuah tembang Sunda disebutkan, "Situ Ciburuy laukna hese dipancing" yang berarti ikan di Situ Ciburuy sulit untuk dipancing.
Kekurangan lapang dadakan yang dibuatnya yakni langsung berbatasan dengan air dari batas situ yang belum mengering.
Namun hal itu juga yang jadi kelebihannya, di mana penonton bisa sambil menyaksikan pemandangan dari bagian atas situ.
Baca Juga: 5 Negara Setop Penggunaan Vaksin Astrazeneca, Timbulkan Pembekuan Darah
"Tiap sore ramai yang olahraga dan nongkrong, jadi lebih ramai lagi kampungnya," jelas Cecep.
Cecep berharap ada perhatian khusus dari pemerintah bagi kelangsungan Situ Ciburuy yang juga merupakan salah satu tempat berlatihnya atlet dayung.
Apalagi Kampung Sadang juga dikenal sebagai kampung penghasil atlet dayung nasional.
Cecep menyebut jika ia dan warga lain tak memanfaatkan keringnya Situ Ciburuy, maka dasar situ bakal terlihat kumuh lantaran tanaman yang tumbuh tak terawat. Belum lagi sampah-sampah yang mengendap di dasar situ.
"Kalau dibiarkan suka banyak tanaman tumbuh tapi malah jadi enggak bagus. Lebih baik dimanfaatkan sama warga. Di depan juga kan lagi ada pengerukan sedimen, mudah-mudahan ada pembenahan situ secara menyeluruh," pungkas Cecep
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Diplomasi Kain Tenun Kajang di Amsterdam, dari Lokal Gemilang di Kancah Global
-
Yuki Tsunoda Akhirnya Pecah Telur, Raih Poin Spesial di GP Belanda
-
Dominasi Gila di GP Belanda, Piastri Mulai Disejajarkan dengan Schumacher
-
Media Belanda Soroti Alasan Eliano Reijnders Hijrah ke Persib
-
Masa Depan Hamilton di Ferrari Suram Usai Tabrak Tembok di GP Belanda
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
Terkini
-
Libur Maulid di Puncak: Ratusan Polisi Disiagakan, Skema Ganjil Genap-One Way Berlaku
-
Nabati Group Bertumbuh Bersama Bank Mandiri, Jaga Irama Pertumbuhan Global
-
Kebebasan Akademik di Unisba Terancam? Menteri HAM Datang
-
Kemenhub Turun Tangan, Fakta Baru Kecelakaan Tol Ciawi 2 Terungkap: Uji KIR Truk Maut Masih Berlaku
-
Dedi Mulyadi Akan ke Polda Jabar Minta Mahasiswa Dibebaskan