SuaraJabar.id - Kondisi pandemi Covid-19 memaksa pemerintah meniadakan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk mengurangi risiko penyebaran virus Corona.
Pemerintah kemudian menerapkan sistem belajar daring. Hanya beberapa sekolah yang tetap diizinkan menggelar belajar tatap muka. Misalnya SMK yang memerlukan kegiatan praktek yang mengharuskan siswanya datang ke sekolah.
Kondisi ini berimbas pada beberapa pihak. Salah satunya adalah Herman (41), guru honorer di salah satu sekolah dasar di Cibadak, Sukabumi.
Ia memilih banting setir menjadi pedagang asongan. Sejak awal pandemi tahun lalu, warga Kampung Kamandoran RT 01/10 Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak itu berjualan di wilayah Simpang Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Herman yang sebelumnya Guru honorer ekstrakurikuler pencak silat ini mengaku telah dibebastugaskan untuk sementara waktu karena kegiatan belajar mengajar di sekolahnya digelar secara dalam jaringan atau daring alias online.
Kondisi itu membuatnya sulit memperoleh penghasilan, meski sebelumnya masih mendapat honor setiap tiga bulan sekali.
"Tidak dapat honor (selama pembelajaran daring) karena setelah ada Covid-19 langgsung dicabut anggaran. Meski sempat tiga bulan sekali dapat anggaran honorer, tapi sudah tidak belanjut, lalu akhirnya ya berdagang asongan," kata dia, Rabu (18/8/2021).
Herman yang telah menjadi guru honorer sejak 2013 itu menyebut alasanya banting setir menjadi pedagang asongan adalah karena tidak ada lagi pekerjaan semenjak tidak mengajar.
Ia pun menjajakan permen jahe dengan penghasilan yang tak seberapa.
Baca Juga: Viral Video Pelajar SMA Berbuat Mesum Tersebar, Warga: Efek Gak Sekolah Jadi Salah Jalur!
"Sehari paling dapat Rp 10 sampai Rp 20 ribu. Tapi kadang tidak laku. Cuma gimana lagi, mau minta ke siapa lagi, mau kerja pun lagi pandemi gini susah," tuturnya.
"Keinginannya diperhatikan pemerintah, dapat bantuan. Ke depannya kita pedagang asongan lebih diperhatikan lagi."
Selepas berpisah dengan istrinya sekira tujuh tahun lalu, Herman menghidupi keempat anaknya seorang diri.
Kondisi yang tak mudah dan kadang membuatnya kesulitan memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang semuanya perempuan dan sekolah di tiga jenjang pendidikan berbeda (SD, SMP, dan SMA). Ia juga mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Belum ada sama sekali, makanya kesulitan untuk biaya sekolah. Anak-anak mau bikin seragam sekolah tidak ada biaya, tapi alhamdulillah ada rekan yang menyumbang (seragam sekolah)," imbuhnya.
Menjalani profesi barunya sebagai pedagang asongan, Herman biasa berkeliling sejak pukul 07.00 hingga 15.00 WIB di wilayah Simpang Ratu, Cibadak. Dibanderol Rp 3 ribu per bungkus, ia telaten menjajakan permen jahe dagangannya dengan menunggu bus berhenti dan menawarkannya ke para penumpang.
Herman berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan para Guru honorer ekstrakurikuler sepertinya, karena sejak pembelajaran daring mereka kehilangan pekerjaan.
Berita Terkait
-
Guru Gembul Beberkan Gaji Guru Honorer, Helmy Yahya: Bagaimana Mau Dapat SDM Bagus?
-
Berapa Gaji Guru Honorer yang Sudah Lulus PPG? Ini Rinciannya
-
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen, Target 20 Dunia, Indonesia Kapan Menyusul?
-
Sosok Saryono, Guru Honorer 33 Tahun dengan Gaji Rp350 Ribu Tiap 3 Bulan
-
Potret Pilu Guru Honorer: Belasan Tahun Mengabdi, Gaji Hanya Puluhan Ribu Rupiah!
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
IPB University Larang Keras Sivitas Akademika Kerja Sama dengan Israel
-
Guru Besar IPB ke Influencer: Hati-hati Sampaikan Informasi Kesehatan
-
Telapak Tangan Basah Bikin Minder? Jangan Pasrah, Ini 5 Solusi Hiperhidrosis dari Dokter Ahli
-
Keringat Berlebih di Telapak Tangan? dr. Stella Aprilia Bocorkan Cara Jitu Mengatasinya
-
Empat Dosa Lingkungan: Kinerja Menteri LHK Disorot, Hanya Berani Segel Tanpa Sidang?