Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 22 Agustus 2021 | 13:56 WIB
Makam Ereveld di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. [Suara.com/Ferry Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Ada sepenggal wilayah administrasi Belanda dengan cerita mistis di Kota Cimahi. Namanya Ereveld, makam khusus orang-orang Belanda. Sebagian besar adalah jasad tentara Negeri Van Oranye yang dibantai tentara Jepang.

Ereveld atau Taman Kehormatan Belanda yang berada di Jalan Kerkhof, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan itu merupakan satu dari tujuh Ereveld tersebar di Indonesia.

Makam Ereveld diresmikan pada 20 Desember 1949 dikelola oleh Yayasan Oorlogsgravenstichting (OGS) di bawah naungan Kedutaan Belanda. Status ereveld tersebut saat ini menjadi milik Belanda.

Di tengah-tengahnya berdiri tegak sebuah monumen 'Ter eerbiedige nagedachtenis aan de vele ongenoemoen die hun leven offerden en niet rusten op deerevelden'. Jika diartikan berarti 'Untuk mengenang dengan hormat mereka yang tak disebut tetapi telah mengorbankan dirinya dan tidak bisa beristirahat di taman-taman kehormatan'.

Baca Juga: Gegara Acungkan Jari Tengah ke Kapolsek, Dua Remaja Ini Ditangkap

Berdasarkan catatan, di Ereveld Kherkhof hingga saat ini berdiri sebanyak 5.200 nisan yang menandakan banyaknya orang yang disemayamkan di tempat tersebut. Jumlah itu tidak akan pernah bertambah.

Untuk masuk ke sana pengunjung akan melewati satu pintu semacam lorong berbentuk benteng pertahanan. Berjalan sekitar 100 meter lalu tiba di Gerbang Ereveld yang megah berwarna hitam dengan lambang Groot Rijkswapen atau Lambang Agung Kerajaan Belanda.

Awalnya tak ada kesan seram layaknya pemakaman pada umumnya. Justru kita bakal dibuat terpesona dengan kerapian penataan makam dengan tanda nisan berbentuk salib di atas hamparan rumput hijau. Seperti bukan di Kota Cimahi.

Namun dibalik pesonanya ternyata memiliki cerita mistis. Seperti diungkap pengurus makam bernama Septian. Ia mengaku pernah mendapatkan sedikit gangguan dari para penunggunya.

Penampakan yang paling sering dilihatnya adalah pasukan KNIL berpakaian lengkap. Beberapa hari di awal bekerja dirinya mengaku pernah mendengar suara langkah kaki prajurit seperti sedang baris berbaris.

Baca Juga: Ada Nakes Belum Disuntik Vaksin Dosis Ketiga, Ini Penjelasan Kadinkes Riau

Cerita seram itu dialaminya tahun 2018, saat kebagian tugas berjaga malam. Saat itu Septian berjaga sendiri. Kebetulan malam itu sedang ada pemadaman listrik yang membuat suasana kian seram.

"Kebetulan waktu itu mati lampu, nah tiba-tiba saya dengar suara terompet terus ada langkah kaki seperti pasukan sedang berbaris," kata Septian belum lama ini.

Dirinya juga kerap ditunjukkan penampakan perempuan atau Noni Belanda bergaun putih di seberang rumah jaga. Biasanya noni itu berjalan di antara nisan-nisan yang ada di tengah permakaman.

"Sempat beberapa kali lihat pas kebetulan lagi iseng duduk di teras. Tapi karena sudah terbiasa akhirnya saya cuek saja, kalau awal iya jelas takut," ucapnya.

Pegiat sejarah, Machmud Mubarok mengatakan, Ereveld Leuwigajah itu merupakan tanah hibah dari Pemerintah Indonesia ke Pemerintah Belanda, sehingga saat ini statusnya milik Belanda.

"Ini merupakan makam kehormatan korban perang (militer Belanda) pada tahun 1942 zaman Jepang sampai tahun 1947 setelah revolusi kemerdekaan," terang Machmud.

Pada zaman perang banyak orang-orang Belanda yang meninggal sehingga dimakamkan ke tempat tersebut dan ada juga korban yang dimakamkan di Sumatera tetapi kerangkanya dipindahkan ke Ereveld Leuwigajah.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More